Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ayam Goreng Viral di Korsel Kini Ada di Jakarta, Mau Coba?
Advertisement . Scroll to see content

Korsel Kirim Sniper ke Perbatasan Korut untuk Tembaki Babi Hutan

Senin, 14 Oktober 2019 - 13:04:00 WIB
Korsel Kirim Sniper ke Perbatasan Korut untuk Tembaki Babi Hutan
Korsel mengirim sniper ke perbatasan Korut untuk menembaki babi hutan yang melintasi perbatasan (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

SEOUL, iNews.id - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) akan mengirim sniper ke perbatasan Korea Utara (Korut) pada Selasa (15/10/2019), tapi bukan untuk berperang dengan tetangganya, melainkan menembaki babi.

Langkah ini diambil untuk memastikan tidak ada babi liar dari Korut yang menyeberang ke Korsel karena dikhawatirkan akan menularkan penyakit.

Selain militer, Korsel juga mengerahkan para pemburu dari warga sipil untuk memusnahkan babi-babi tersebut. Langkah pemusnahan babi juga sudah berlangsung di Incheon, Seoul, Goseong, dan Sungai Bukhan.

Pejabat Korsel mengatakan, lima babi hutan ditemukan mati di dekat perbatasan dengan korut bulan ini dan dinyatakan positif terkena virus haemorrhagic.

Kasus ini menunjukkan adanya babi yang leluasa berkeliaran di daerah itu serta mengisyaratkan potensi penularan virus mematikan dari Korut. Laporan tidak resmi menyebut, penyakit mematikan babi ini telah menyebar di luar kendali.

Ketua Komite Intelijen Majelis Nasional Korsel Lee Hye Hoon mengatakan, demam babi Afrika sudah merata ke hampir semua wilayah Korut. Bahkan opulasi babi di provinsi barat Pyongan Utara telah dimusnahkan.

Kementerian Pertanian Korut dalam laporannya kepada Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) menyatakan, virus yang menyebabkan kekacauan di Asia Timur itu telah melompati Korut ditandai dengan matinya 22 babi di sebuah peternakan sekitar 260 kilometer di utara Pyongyang atau dekat perbatasan dengan China pada Mei 2019.

Wantanee Kalpravidh, manajer regional badan PBB untuk Pusat Darurat Penyakit Hewan Lintas Batas yang berbasis di Bangkok, Thailand, mengatakan, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) belum memiliki informasi di luar laporan yang diterima oleh OIE. FAO masih menunggu persetujuan untuk mengirim delegasi ke Korut.

Penularan demam babi Afrika yang luas membunuh sejumlah besar babi di Korut dalam sepekan dan dapat membahayakan ketahanan pangan negara itu. Virus ini diketahui tidak membahayakan bagi manusia.

Demam babi Afrika ditambah krisis pangan akibat kekeringan akan memperburuk kelaparan dan kekurangan gizi di Korut. Banyak keluarga di Korut berternak babi untuk mendapatkan uang guna membeli beras.

"Daging babi menyumbang sekitar 80 persen dari konsumsi protein Korut dan dengan sanksi global yang terjadi akan sulit bagi negara itu untuk menemukan sumber protein alternatif," kata Cho Chunghi, pembelot Korut yang dulu bekerja di pengendalian penyakit hewan, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (14/10/2019).

"Virus ini sangat merusak karena orang-orang sekarang tidak dapat menghasilkan uang dengan memelihara babi, sementara ekonomi negara juga tak terkendali," katanya, menegaskan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut