Korsel Konfirmasi Korban Meninggal Pertama akibat Virus Korona, Jumlah Terinfeksi Jadi 104 Orang
SEOUL, iNews.id - Korea Selatan (Korsel) mengonfirmasi korban meninggal pertama akibat virus korona, Kamis (20/2/2020). Di saat bersamaan jumlah orang yang terinfeksi terus melonjak hingga menembus angka 100 kasus.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel (KCDC) mengungkap, ada penambahan 22 kasus baru sehingga total menjadi 104 orang yang terinfeksi.
Jumlah penderita melonjak drastis, padahal pada Selasa Korsel hanya mengonfirmasi 31 kasus. Artinya, dalam 2 hari ada peningkatan kasus Covid-19 tiga kali lipat lebih.
Sebagian besar korban yang terinfeksi merupakan anggota jemaat gereja Shincheonji Church of Jesus Kota Daegu. Seorang jemaat perempuan berusia 61 tahun merupakan salah satu sumber penularan. Dia sempat mengalami gejala virus korona namun menolak menjalani pengetesan dengan alasan tak pernah berpergian keluar negeri sebelumnya.
Sebelum dinyatakan positif terinfeksi, dia menghadiri setidaknya empat kali misa dan menjalin kontak dengan jemaat lain.
Hampir setengah dari jemaat yang terinfeksi menjalin kontak langsung dengan perempuan tersebut. Dia pertama kali mengeluhkan demam pada 10 Februari, namun menolak menjalani tes virus korona. Sejauh ini, 37 jemaat gereja dipastikan terinfeksi.
Wali Kota Daegu Kwon Young Jin mengatakan, ada 1.001 anggota Shincheonji Church of Jesus di daerahnya dan mereka diminta tidak keluar rumah. Dalam perkembangannya, 90 dari anggota menunjukkan gejala virus korona.
Kwon melanjutkan, mereka yang mengalami gejala akan menjalani pengetesan sesegera mungkin.
Dia juga meminta bantuan pemerintah pusat untuk mengambil tindakan lebih besar mengingat cabang gereja ini juga terdapat di banyak wilayah dan besar kemungkinan para jemaat sudah menjalin kontak dengan orang lain.
Mal-mal dan bioskop di Daegu kosong dan jalan-jalan di pusat kota yang biasanya ramai menjadi sepi, menjadikan daerah itu seperti kota mati.
Sementara itu 43 kasus lain ditemukan di Provinsi Gyeongsang yang bertetangga dengan Daegu.
Editor: Anton Suhartono