Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Sebut 30.000 Orang di Ukraina Tewas dalam Perang Lawan Rusia
Advertisement . Scroll to see content

Korsel Panggil Dubes Rusia Setelah Presiden Yoon Disebut Kurang Ajar

Senin, 05 Februari 2024 - 04:06:00 WIB
Korsel Panggil Dubes Rusia Setelah Presiden Yoon Disebut Kurang Ajar
Korea Selatan memanggil Dubes Rusia di Seoul Georgy Zinoviev untuk mengajukan protes (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

SEOUL, iNews.id - Korea Selatan (Korsel) memanggil Duta Besar Rusia di Seoul Georgy Zinoviev, Sabtu (3/2/2024), untuk mengajukan protes. Korsel geram dengan kritikan pedas Rusia terhadap Presiden Yoon Suk Yeol

Ini bermula dari pernyataan Yoon kepada para pejabat pertahanan Korsel pada Rabu lalu yang mengaitkan program nuklir Korea Utara (Korut) dengan Rusia.

“Rezim Korea Utara rela mengalami kesulitan dan bahaya hanya demi mempertahankan rezim totalitarian yang diwarisinya, sementara secara terang-terangan mengabaikan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB dengan perdagangan senjata dengan Rusia," kata Yoon, saat itu.

Keesokan harinya Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova mengomentari dengan menyebut pernyataan Yoon itu sangat bias.

Dia mengatakan komentar Yoon tersebut sangat menjijikkan. Meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea bukan karena Korut, melainkan kebijakan Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Korea (Selatan) dan Jepang, yang kurang ajar.

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Korsel untuk urusan politik Chung Byung Won memanggil Dubes Georgy Zinoviev untuk menyampaikan bahwa kemarahan Rusia terhadap pernyataan Yoon hanya akan berdampak negatif pada hubungan kedua negara.

“Wamenlu Chung mengatakan sangat disesalkan bahwa Rusia mengabaikan kebenaran dan tanpa syarat melindungi Korea Utara sambil mengkritik pernyataan pemimpin dengan bahasa yang sangat kasar serta menekankan bahwa hal ini hanya akan memperburuk hubungan Korea-Rusia,” bunyi pernyataan Kemlu Korsel, dikutip dari Reuters, Minggu (4/2/2024).

Kemlu Korsel juga menyatakan, Chung sudah bertemu dengan mitranya dari Rusia, Andrei Rudenko, yang sedang berkunjung. Saat itu Chung menyampaikan sikap tegas pemerintah mengenai kerja sama militer Korut dan Rusia. 

Pernyataan itu mengatakan Chung dan Rudenko juga membahas sejumlah isu termasuk perang Rusia di Ukraina.

Sementara itu Kemlu Rusia menyatakan, pertukaran pandangan telah dilakukan selama pertemuan Rudenko dengan Chung serta pejabat lainnya di Seoul.

“Rusia menyampaikan keprihatinan serius mengenai peningkatan tajam ketegangan di subkawasan tersebut,” bunyi pernyataan.

Disebutkan, pemicu utama ketegangan adalah kebijakan provokatif AS yang tidak bertanggung jawab, demi tujuan geopolitiknya berupaya mendorong sekutu di kawasan untuk menerapkan rencana agresif mereka. Rencana agresif itu penuh dengan konsekuensi yang tidak bisa diprediksi, termasuk di bidang militer.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut