Korut Klaim Kerahkan Rudal Jelajah yang Mampu Bawa Senjata Nuklir Taktis
PYONGYANG, iNews.id – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengawasi peluncuran dua rudal jelajah strategis jarak jauh, Rabu (12/10/2022). Dia menyebut peluncuran rudal kali ini sebagai uji coba untuk memastikan keandalan dan operasi senjata berkemampuan nuklir yang telah dikerahkan ke unit-unit militer Korut.
Menurut kantor berita KCNA, uji coba senjata tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tempur dan kekuatan rudal-rudal jelajah yang dikerahkan ke Tentara Rakyat Korea dalam operasi nuklir taktis. Media pemerintah Korut itu menekankan, pengetesan senjata itu juga menjadi peringatan yang jelas kepada “para musuh”.
“Kita harus terus memperluas lingkup operasional angkatan bersenjata strategis nuklir untuk secara tegas mencegah krisis militer penting dan krisis perang setiap saat dan sepenuhnya mengambil inisiatif di dalamnya,” ungkap Pemimpin Korut Kim Jong Un, seperti dikutip KCNA.
Pada Senin (11/10/2022) lalu, Kim dilaporkan memandu latihan taktis senjata nuklir yang menyasar Korea Selatan selama dua minggu terakhir. Aktivitas itu sebagai bentuk protes Pyongyang atas latihan militer bersama antara Angkatan Laut Korsel dan Angkatan Laut Amerika Serikat yang melibatkan sebuah kapal induk, baru-baru ini.
KCNA melaporkan, dua rudal yang ditembakkan pada Rabu kemarin terbang selama 10.234 detik untuk dan mencapai target sejauh 2.000 km. Tidak dijelaskan apakah peluncuran tersebut terdeteksi oleh pihak berwenang di Korea Selatan, Jepang, ataupun Amerika Serikat. Ketiga negara sekutu itu memang sering kali memantau dan merilis informasi tentang aktivitas senjata Korut.
Korea Utara pertama kali menguji coba rudal jelajah strategisnya pada September 2021. Para analis pada saat itu memandang rudal tersebut sebagai senjata pertama Korut dengan kemampuan nuklir.
Rudal jelajah menjadi salah satu senjata kecil yang baru-baru ini dikembangkan oleh Korut yang dipandang mampu terbang rendah dan bermanuver untuk menghindari pertahanan rudal dengan lebih baik. Rudal jelajah Korut biasanya kurang diminati daripada rudal balistik, karena tidak secara eksplisit dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Rudal jelajah dan rudal balistik jarak pendek—yang dapat dipersenjatai dengan bom konvensional ataupun nuklir sangat tidak stabil—jika terjadi perang. Ini karena jenis hulu ledak yang mereka bawa tidak jelas, menurut para analis.
Editor: Ahmad Islamy Jamil