Korut Peringatkan Korsel Insiden Mengerikan Lainnya Bisa Terjadi Jika Langgar Teritorial
PYONGYANG, iNews.id - Pemerintah Korea Utara mengeluarkan peringatan keras pada Angkatan Laut (AL) Korea Selatan untuk tidak memasuki perairan teritorialnya saat mencari jasad pembelot yang ditembak mati pasukan Korut.
Pasukan Korut menembak mati seorang pejabat perikanan Korsel yang mencoba membelot ke Pyongyang melalui jalur laut pada Selasa (22/9/2020). Ini merupakan pembunuhan pertama warga Korsel oleh tentara Korut dalam satu dekade terakhir.
Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong-un secara terbuka telah meminta maaf atas tindakan tegas tersebut. Sejak Juni lalu, Kim Jong-un memerintahkan tentaranya untuk menembak mati siapapun yang mencoba memasuki wilayah Korut.
Kebijakan tegas tersebut diambil sebagai langkah mencegah pembelot membawa masuk Covid-19. Korut sempat kecolongan kasus pertama Covid-19 yang dibawa masuk pembelot dari Korsel.
Media lokal Korsel mencurigai tentara Korut telah mengkremasi (membakar) jasad warga negara Korsel yang mereka tembak mati dan membuang abunya ke laut.
Namun pemerintah Seoul meyakini tubuh pria malang itu masih berada di laut, dan berencana melakukan operasi pencarian di dekat perairan teritorial Korut.
"Kematian itu adalah kasus mengerikan yang seharusnya tidak terjadi," kata kantor berita resmi Korut, KCNA, seperti dikutip dari AFP, Minggu (27/9/2020).
KCNA melaporkan Pyongyang sedang mengatur operasi pencarian di perairannya untuk membantu menemukan jenazah pria Korsel itu. Otoritas Korut juga sedang mempertimbangkan prosedur penyerahan jenazah jika menemukannya selama operasi pencarian.
Kendati demikian, Korut tetap mewaspadai potensi pelanggaran teritori yang mungkin dilakukan kapal-kapal Korsel dalam operasi pencarian.
"Kami tidak pernah bisa mengabaikan gangguan apa pun ke perairan teritorial kami dan kami secara serius memperingatkan pihak (Korea) Selatan agar tidak melakukannya."
"Ini membangkitkan kewaspadaan kami karena dapat menyebabkan insiden mengerikan lainnya," lanjut pernyataan di KCNA.
Sabtu (26/9) kemarin, Korea Selatan menuntut Korea Utara melakukan penyelidikan lebih lanjut atas insiden penembakan itu. Seoul juga mengatakan akan meminta penyelidikan gabungan jika perlu.
Editor: Arif Budiwinarto