RIO DE JANEIRO, iNews.id – Banjir dan tanah longsor melanda kota bersejarah di pegunungan Brasil, Petropolis, Rabu (16/2/2022). Sedikitnya 94 orang tewas dalam bencana itu.
Pejabat pemerintah setempat mengatakan, hujan lebat menyebabkan tanah longsor yang mengubur rumah-rumah warga. Air bah pun membanjiri jalan-jalan di kota itu, bahkan sampai menghanyutkan mobil dan bus.
PM Australia Tolak Tuduhan Netanyahu atas Serangan di Pantai Bondi
Petropolis terletak di perbukitan di atas Rio de Janeiro. Kota yang dijuluki “Imperial City” atau “Kota Kekaisaran” itu adalah tempat liburan musim panas para raja Brasil pada Abad ke-19.
Pada Rabu, pesona agung kota itu tak lagi tampak setelah banjir merusak jalan-jalannya yang elegan dan menghancurkan bangunan-bangunannya yang bernuansa Jerman. Curah hujan di daerah itu pada Selasa (15/2/2022) melebihi rata-rata untuk sepanjang Februari ini.
Detik-Detik Tanah Longsor di Townhouse Bersejarah, Pemerintah Peringatkan Bencana Susulan
Salah seorang warga bernama Hilda merasa begitu putus asa memandangi rumahnya yang hancur diterjang longsor. Sebelumnya, dia menempati rumah itu bersama delapan anggota keluarga lainnya.
“Saya kehilangan keponakan saya dan putrinya yang berusia lima tahun. Sampai sekarang dia masih belum kami temukan,” ujarnya kepada Reuters.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro Sebut Varian Omicron Dapat Akhiri Pandemi, Begini Reaksi WHO
“Kami tidak mengharapkan tragedi ini. Kota kami sudah berakhir,” ucapnya.
Mengintip Pesona Pulau Kecil di Morotai, Eksotis dan Bersejarah
Di lingkungan Morro da Oficina, ada 80 rumah dilanda tanah longsor. Pihak berwenang memperkirakan, jumlah korban tewas masih akan meningkat. Pemadam kebakaran dan petugas penyelamatan setempat masih bekerja di lokasi longsor.
“Situasinya hampir seperti perang. Ada mobil tergantung di tiang, mobil terbalik, banyak lumpur dan air masih ada,” kata Gubernur Rio de Janeiro, Claudio Castro, kepada wartawan di lokasi.
Ide Kulineran di Hong Kong, Cicipi Menu Lezat di Restoran Bersejarah sejak 1938
Balai kota Petropolis mengumumkan tiga hari berkabung. Para pengungsi dibawa ke sekolah-sekolah dan beberapa tempat penampungan lainya. Lebih dari 300 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
“Air bah datang sangat cepat dan dengan kekuatan besar. Kerugian yang saya alami 100 persen. Hidup kami sudah sulit dengan pandemi dan sedikit gerakan, dan tragedi ini memperparahnya,” kata seorang pemilik toko di Petropolis, Henrique Pereira.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku