Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Terekam Kamera, Detik-Detik Pesawat C-130 Turki Bawa 20 Tentara Jatuh Hantam Tanah
Advertisement . Scroll to see content

Kritik dan Ucapan Kontroversial Jamal Khashoggi yang Picu Amarah Saudi

Kamis, 11 Oktober 2018 - 11:19:00 WIB
Kritik dan Ucapan Kontroversial Jamal Khashoggi yang Picu Amarah Saudi
Jamal Khashoggi hilang setelah memasuki konsulat Saudi di Turki. (Foto: Twitter)
Advertisement . Scroll to see content

ANKARA, iNews.id - Selama bertahun-tahun, Jamal Khashoggi merupakan suara bagi perubahan progresif dalam kerajaan Islam konservatif yang dijalankan secara ketat di Saudi. Hal itu membuatnya dalam masalah.

Menghilangnya Khashoggi di konsulat Saudi, Turki, menarik perhatian pada seruannya soal reformasi demokrasi selama setahun terakhir, yang membuatnya bertentangan dengan Putra Mahkota Muhammad bin Salman, tokoh kerajaan yang paling kuat.

Berikut beberapa kutipan dari wawancara dan tulisan Khashoggi yang kontroversial setahun belakangan.

1. Di Twitter pada 29 November 2017, setelah Pangeran Mohammed mengurung puluhan pengusaha dan bangsawan di sebuah hotel mewah dan menuntut mereka menyerahkan kekayaan mereka, Khashoggi menulis:

"Jika seorang pangeran dapat membayar 1 miliar dolar sebagai imbalan atas kebebasannya, berapa banyak yang harus dibayar oleh seorang narapidana? Berapa banyak harus kita semua bayar untuk mendapatkan kebebasan?"

2. Pada 23 Maret 2018, dalam program reformasi Pangeran Muhammad di televisi Al Jazeera, dia berkomentar:

"Saya masih melihatnya sebagai seorang reformis, tetapi dia mengumpulkan semua kekuatan di dalam genggamannya. Dan akan jauh lebih baik baginya untuk memberikan ruang bernapas bagi para kritikus, bagi para intelektual Saudi, penulis Saudi, media Saudi untuk berdebat. Seperti yang kita bicarakan hari ini, ada intelektual dan jurnalis Saudi yang dipenjara. Sekarang tidak ada yang berani berbicara dan mengkritik," ucapnya.

3. Tulisan yang ditujukan untuk Pangeran Mohammed dalam The Guardian pada 6 Maret 2018:

"Dia tampaknya mengubah negara dari ekstremisme agama zaman dahulu ke ekstremisme 'Anda-harus-menerima-reformasi-saya'-nya sendiri, tanpa berkonsultasi."

4. Pada 21 Mei 2018, di kolom The Washington Post, setelah rezim Saudi menangkap aktivis dan mencap mereka sebagai pengkhianat, Khashoggi menulis:

"Kami diminta mengabaikan semua harapan tentang kebebasan politik, dan tetap diam tentang penangkapan dan larangan bepergian yang tidak hanya berdampak pada para kritikus tetapi juga keluarga mereka. Kami diharapkan untuk dengan penuh semangat menyambut reformasi sosial dan memberi pujian pada putra mahkota."

5. Mengkritik perang Saudi di Yaman pada 11 September 2018, tulisan Khashoggi di kolom The Washington Post:

"Arab Saudi harus menghadapi kerusakan akibat perang tiga tahun terakhir di Yaman. Kelanjutan dari perang di Yaman akan memvalidasi suara yang mengatakan bahwa Arab Saudi melakukan kepada Yaman apa yang dilakukan Presiden Suriah Bashar Al Assad, Rusia, dan Iran di Suriah."

6. Terkait rencana pemerintahan Presiden Donald Trump untuk perdamaian antara Israel-Palestina, berikut komentar Khashoggi kepada BBC pada 1 Oktober 2018:

"Orang Palestina di Ramallah jauh lebih bebas daripada saya di Jeddah atau Riyadh, dia masih bisa pergi ke jalan dan berdemonstrasi menentang kesepakatan ketika saya tidak bisa melakukan itu."

7. Khashoggi mengkritik Pangeran Salman bersikap otoriter, bahkan menyebutnya mirip dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di kolom The Washington Post.

"Saya meninggalkan rumah saya, keluarga saya dan pekerjaan saya dan saya menyuarakan pandangan saya dengan tegas, jika tidak melakukannya sama saja dengan mengkhianati orang-orang yang dipenjara. Saya bisa bersuara, sementara banyak orang lain tidak bisa," kata Khashoggi.

"Saya bisa mengatakan Mohammad bin Salman bertingkah laku seperti Putin. Dia menerapkan hukum dengan sangat berpihak."

Khashoggi terakhir terlihat pada Selasa (2/10/2018). Dia memasuki kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, untuk mempersiapkan dokumen terkait rencana pernikahannya dengan perempuan Turki.

Sejak memasuki kantor konsulat, dia tak pernah muncul lagi dan hilang bak ditelan bumi.

Sumber di Turki, mengutip polisi yang melakukan penyelidikan, meyakini Khashoggi tewas dibunuh di konsulat. Menurut sumber itu, Saudi membunuh jurnalis di dalam konsulatnya, bahkan ada tim khusus pembunuh yang memutilasi Khashoggi menjadi potongan-potongan sehingga tubuhnya dapat dipindahkan dengan menggunakan van.

Namun, Saudi membantah dan menyebut laporan itu tidak benar. Kasus ini memicu ketegangan diplomatik antara Saudi dan Turki.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut