KTV Singapura, Karaoke Plus-Plus yang Jadi Klaster Covid
SINGAPURA, iNews.id - KTV menjadi salah satu klaster yang turut menyumbang kasus positif Covid di Singapura. Pada Senin (19/7/2021) lalu, klaster ini menyumbang 19 kasus positif Covid harian.
Dilansir dari Reuters, munculnya kasus positif Covid klaster karaoke KTV bermula dari seorang wanita Vietnam yang mencari bantuan medis pada hari Minggu (11/7/2021). Dia dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat di RS.
Setelah dilakukan pelacakan, petugas mengetahui jika pasien tersebut mengunjungi lounge KTV. Beberapa orang yang tinggal serumah dengannya juga dinyatakan positif Covid.
Segera, pemerintah mengimbau warga yang sebelumnya mengunjungi tempat yang dikenal dengan perjudian dan prostitusi ini segera melakukan tes.
Pemerintah menjamin privasi dari warga tersebut. Namun hingga saat ini, diduga masih banyak warga yang tidak menjalani tes.
Sebelumnya, bar dan kelab malam di Singapura ditutup selama lebih dari setahun akibat Covid. Berdasar aturan, beberapa lounge KTV tetap diizinkan beroperasi namun sebagai gerai makanan dan minuman.
KTV yang diperbolehkan buka ini seharusnya tak menyediakan layanan prostitusi dan perjudian. Selama ini, KTV di Singapura memang dikenal liar dengan prostitusi dan perjudiannya.
Munculnya klaster KTV ini memicu kemarahan publik tentang adanya dugaan beberapa oknum pengelola KTV di Singapura tetap menyediakan layanan 'esek-esek' dan perjudian secara sembunyi.
Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung khawatir, KTV-KTV ilegal juga memicu ledakan jumlah kasus positif Covid.
Dilansir dari Asiatatler, Depkes Singapura melaporkan ada empat klub KTV yang terlibat dalam kluster Covid. Keempatnya yakni Maze Club di Aliwal Street, China Doll di Sophia Road, Club Myth di Coleman Street dan Martell W KTV Chivas di Foch Road.
Sebanyak tiga operator KTV sedang diselidiki karena diduga menyediakan 'layanan hostes' di gerai mereka. Sebanyak 29 wanita juga telah ditangkap karena diduga terlibat dalam kegiatan tersebut, 10 di antaranya dideportasi.
Dilansir dari Straits News, meskipun klaster KTV mencuat di Singapura, namun nyatanya masih banyak yang datang ke lounge KTV yang ada di mal-mal, ruko atau hotel. Para pengunjung pun tak menaati protokol kesehatan.
Pengunjung KTV 'esek-esek' akan disambut oleh para wanita penghibur yang biasa disebut kupu-kupu. Mereka pun bisa memilih kamar yang bisa disewa untuk bercinta.
Begitu ritual selesai, wanita penghibur pun segara pergi dan melayani pengunjung lain. Biasanya mereka akan menerima bayaran sekitar 100 dolar Singapura atau Rp1 juta. Dalam semalam, wanita yang lebih sering dipanggil kupu-kupu ini dapat melayani 4-10 pria hidung belang.
KTV yang berbeda, juga memiliki aktivitas yang berbeda pula. Ada yang memang untuk prostitusi, ada juga untuk perjudian.
Seseorang yang enggan disebut namanya mengatakan, banyak pengunjung dan kupu-kupu tidak khawatir dengan adanya klaster Covid.
"Mereka tidak peduli. Banyak yang masih beroperasi secara diam-diam, menawarkan layanan seksual kepada pelanggan," katanya.
Dia juga mengatakan, kebanyakan kupu-kupu juga tidak divaksin. Meski banyak lounge ditutup, para hostes tetap beroperasi sembunyi-sembunyi.
"Mereka makin sulit ditangkap dan penyebaran virus akan jauh lebih buruk," katanya.
Kasus Covid klaster karaoke KTV telah membuat Singapura memperketat protokol kesehatan. Di antaranya beberapa pembatasan pertemuan sosial setelah sebelumnya sempat dilonggarkan.
"Kita harus melakukan pengetatan sebagai pencegahan, sehingga dapat mengurangi tingkat aktivitas secara keseluruhan dan memperlambat penularan," kata ketua bersama gugus tugas virus corona, Lawrence Wong.
Pihak berwenang juga memerintahkan sekitar 400 tempat hiburan malam ditutup selama dua minggu untuk inspeksi.
Editor: Umaya Khusniah