Kudeta Niger, Negara-Negara Eropa Setop Beri Bantuan
NIAMEY, iNews.id - Uni Eropa dan Prancis menghentikan bantuan ke Niger usai Presiden Mohamed Bazoum dikudeta militer. Amerika Serikat juga memberi peringatan keras kepada militer Niger.
"Sebagai tindak lanjut, selain penghentian anggaran, kerja sama keamanan juga dihentikan," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell, seperti dikutip dari Reuter, Minggu (30/7/2023).
Niger merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Setiap tahunnya, Niger mendapat bantuan dana setara Rp30 miliar dari Uni Eropa dan AS.
Niger merupakan sekutu Prancis dan AS. Kedua negara itu menempatkan pasukan militer di Niger untuk memerangi ekstrimis di Afrika bagian barat dan tengah.
Nasib Presiden Bazoum belum jelas sejak dikudeta Paspampres, Kamis (27/7/2023). Dia merupakan presiden pertama yang terpilih secara demokratis di Niger dan masih diakui oleh Uni Eropa dan AS.
Sebelumnya, Komandan Paspampres Niger Jenderal Abdourahamane Tiani mengungkapkan alasan mengkudeta Presiden Bazoum. Salah satunya karena masalah keamanan.
“Realitas yang nyata ketidakamanan di Niger, dialami oleh pasukan pertahanan kita dan masyarakat pekerja keras, dengan jumlah korban tewas, pengusiran, penghinaan, dan frustrasi, mengingatkan kita akan kenyataan pahit yang terjadi setiap hari saat ini,” kata Tiani, Jumat (28/7/2023).
Keamanan memang menjadi isu paling menggangu sejak Bazoum terpilih sebagai presiden pada 2021. Serangan kelompok militan yang berbasis di negara tetangga, Mali, meningkat sejak 2012. Sejauh ini ribuan orang tewas dan 6 juta orang terusir dari rumah mereka di seluruh wilayah Sahel Afrika Barat.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq