Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Waduh, Trump Beri Lampu Hijau kepada Ukraina Serang Rusia Lebih Dalam
Advertisement . Scroll to see content

Lagi, Presiden Zelensky Pecat 3 Pejabat dengan Alasan Pengkhianatan

Selasa, 16 Agustus 2022 - 08:25:00 WIB
Lagi, Presiden Zelensky Pecat 3 Pejabat dengan Alasan Pengkhianatan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memecat tiga kepala kantor regional Badan Keamanan Ukraina (SBU) yang merupakaan penerus dari KGB Ukraina. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KIEV, iNews.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memecat tiga kepala kantor regional Badan Keamanan Ukraina (SBU) yang merupakaan penerus dari KGB Ukraina pada Senin (15/8/2022). Seorang pemimpin baru segera ditunjuk untuk kantor SBU di Kiev tetapi pengganti dua orang lainnya belum diputuskan. 

Langkah Zelensky ini tampaknya merupakan kelanjutan dari tindakan keras terhadap SBU pada pertengahan Juli. Sebelumnya, dia memecat pejabat tinggi di SBU dengan alasan pengkhianatan.

Saat itu, dia memberhentikan kepala badan keamanan, Ivan Bakanov, wakilnya dan empat kepala SBU daerah. Dia juga memecat Jaksa Agung, Irina Venediktova. 

Zelensky mengklaim perombakan itu karena "pengkhianatan" yangmarak terjadi di bawah kepemimpinan para pejabat tersebut.

Pejabat tinggi keamanan di wilayah Kiev, Lviv, dan Ternopol dipecat dengan keputusan presiden.

Langkah itu dilaporkan tidak dianggap positif oleh pemerintah AS. Justru pemerintahan Zelensky dianggap semakin otoriter.

Bahkan ada pejabat Ukraina mempertanyakan kesetiaan warga di tengah konflik bersenjata dengan Rusia. Salah satunya, Gubernur Nikolaev Vitaly Kim. 

Dia menyatakan mungkin menempatkan ibu kota wilayahnya dalam penguncian untuk melakukan pembersihan para simpatisan Rusia bergaya Bolshevik. Dia mengaku tidak mempercayai siapa pun. 

Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari. Alasannya,Kiev gagal mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus di dalam negara Ukraina kepada  wilayah Donetsk dan Lugansk. 

Protokol, yang ditengahi Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”

Pada Februari 2022, Kremlin mengakui Republik Donbass sebagai negara merdeka. Rusia menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. 

Sebaliknya, Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan. 

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut