Latihan dengan China dan Afsel, Rusia Kerahkan Kapal Perang Dipersenjatai Rudal Zirkon

Senin, 23 Januari 2023 - 11:01:00 WIB

Rusia menguji coba rudal Zirkon yang diluncurkan dari kapal perang, beberapa waktu lalu. (Foto: Kemhan Rusia)

MOSKOW, iNews.id – Sebuah kapal perang Rusia yang dipersenjatai dengan rudal jelajah hipersonik generasi baru akan ambil bagian dalam latihan militer bersama dengan angkatan laut China dan Afrika Selatan, bulan depan. Hal itu diungkapkan oleh kantor berita TASS, Senin (23/1/2023).

Kapal perang yang dikerahkan Moskow dalam latihan perang kali ini berjenis fregat dan diberi nama “Laksamana Armada Uni Soviet Gorshkov”. Kapal itu dipersenjatai dengan rudal Zirkon.

Maduro: AS Ingin Ubah Rezim di Venezuela dan Menjadikannya Negara Jajahan!

Menurut keterangan militer Rusia, rudal tersebut mampu terbang dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara, dengan jangkauan lebih dari 1.000 km.

“(Kapal) Laksamana Gorshkov akan pergi ke titik dukungan logistik di Tartus Suriah, dan kemudian mengambil bagian dalam latihan bersama angkatan laut China dan Afrika Selatan,” ungkap TASS, dengan mengutip sumber pertahanan yang tidak disebutkan namanya.

Rusia Klaim Rebut Satu Desa Lagi dekat Bakhmut, 50 Prajurit Ukraina Tewas dan Terluka

Pada Kamis (19/1/2023) lalu, Angkatan Berenjata Afrika Selatan menyebut latihan militer dengan Rusia dan China berlangsung dari 17 Februari hingga 27 Februari di dekat Kota Durban dan Teluk Richards, Afsel. “(Latihan itu bertujuan) untuk memperkuat hubungan yang sudah berkembang antara Afrika Selatan, Rusia, dan China,” kata institusi militer itu.

Eks Anggota Pasukan Elite AS Dibunuh Tentara Rusia dalam Perang di Ukraina

Latihan tersebut akan menjadi latihan militer kedua yang melibatkan tiga negara di Afrika Selatan. Sebelumnya, kegiatan serupa diadakan pada 2019.

China, Rusia, dan Amerika Serikat sedang berlomba-lomba untuk mengembangkan senjata hipersonik. Langkah tersebut dipandang sebagai cara masing-masing negara untuk mendapatkan keunggulan atas musuh mereka. Alasannya, pergerakan rudal hipersonik yang melesat lebih dari lima kali kecepatan suara, sulit untuk dideteksi.

Editor: Ahmad Islamy Jamil