Latihan Perang AS-Jepang-Korsel Bikin Situasi Makin Tak Stabil
TOKYO, iNews.id – Panglima angkatan bersenjata Rusia Jenderal Valery Gerasimov menilai latihan militer antara Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan, di Semenanjung Korea justru semakin memperkeruh suasana.
Teranyar, ketiga negara itu melakukan latihan bersama selama dua hari untuk mengidentifikasi serangan rudal.
"Menggelar latihan militer di kawasan dekat Korea Utara hanya akan meningkatkan histeria dan membuat suasana menjadi tak stabil," kata Gerasimov, saat bertemu dengan Menteri Pertahanan Jepang, Istunori Onodera di Tokyo, dikutip dari Reuters, Senin (11/12/2017).
Latihan mengidentifikasi serangan rudal ini digelar hanya jeda beberapa hari setelah AS dan Korea Selatan menggelar latihan perang besar-besaran.
Kritik tak hanya datang dari Rusia, tapi juga China. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang mengatakan latihan perang ini seperti lingkaran setan.
Menurut dia, semua pihak seharusnya patuh dengan resolusi Dewan Keamanan PBB. "Berbuat lebih banyaklah untuk perdamaian dan menciptakan stabilitas di kawasan dan membuat semuanya mau kembali ke meja perundingan. Bukan sebaliknya, saling provokasi," tegasnya.
Latihan perang tiga negara sekutu ini semakin gencar dilakukan sejak Korut menguji coba rudal Hwasong-15 pada Rabu 29 November lalu. Rudal itu merupakan senjata jarak jauh tercanggih Korut yang pernah dicoba.
Rudal ini diluncurkan secara vertikal hingga ketinggian 4.750 kilometer sebelum terbang horizontal sejauh 960 km lalu jatuh di perairan zona ekonomi eksklusif Jepang.
Pemimpin Korut Kim Jong Un sangat senang dengan keberhasilan uji coba ini. Terlebih, rudal terbaru Korut ini mampu menjangkau semua wilayah daratan AS.
Editor: Anton Suhartono