Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia, China, dan Amerika Berlomba Pergi ke Bulan, Apa yang Dicari?
Advertisement . Scroll to see content

Lawan Pengaruh China, Inggris Ingin Buat Pangkalan di Asia Tenggara

Kamis, 10 Januari 2019 - 11:51:00 WIB
Lawan Pengaruh China, Inggris Ingin Buat Pangkalan di Asia Tenggara
Kapal serbu amfibi Royal Navy HMS Bulwark milik Inggris berlabuh di pelabuhan Haifa, Israel, November 2016.(Foto: AP PHOTO / ARIEL SCHALIT)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id - Pada Agustus lalu, sebuah kapal perang amfibi Inggris yang melewati Laut China Selatan diusir oleh China, kekuatan militer terkuat di Asia yang mengklaim hampir seluruh perairan Laut China Selatan.

Kini, negara Eropa yang pernah memiliki kekuasaan kolonial yang kuat di Asia itu, ingin membangun pangkalan baru di wilayah itu, menurut laporan berita yang mengutip Menteri Pertahanan Inggris.

Sebuah pangkalan militer Inggris di Asia Tenggara, lokasi empat negara yang mempertanyakan klaim China atas perairan itu, akan memberi akses lebih cepat ke kapal-kapal untuk beroperasi seperti yang dihadapi pada insiden 31 Agustus lalu tersebut.

Sejumlah pakar politik Asia mengatakan, kepemilikan pangkalan seperti itu akan memberdayakan Inggris untuk mengkonfrontir pengaruh China dan sebaliknya, juga ditantang oleh China, di samudra yang kaya dengan sumber daya.

Kapal-kapal Inggris akan bisa bergabung dengan kapal-kapal Amerika Serikat (AS) untuk mengadakan latihan-latihan kelautan berkala. Inggris sendiri kekurangan dana dan harus membina hubungan dengan bekas koloninya di Asia Tenggara.

"Mereka harus bekerja sama dengan AS, jika tidak, itu tidak masuk akal. Mereka akan bergabung dengan AS dalam apa yang disebut, kebebasan operasi pelayaran," kata guru besar di sekolah kebijakan publik dari the Nasional University of Singapore, Eduardo Araral.

Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson mengatakan kepada media berita Inggris, The Telegraph, negaranya sedang mencari pangkalan baru di Asia Tenggara.

Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam menentang klaim kedaulatan maritim China, tetapi mereka tidak memiliki kekuatan memadai sejak 2010 karena negara komunis itu menggunakan keunggulan teknologi dan ekonominya untuk mengembangkan kekuatan kelautannya.

China mengubah gugusan pulau-pulau kecil di sana dan memanfaatkannya untuk tujuan militer.

China mengklaim sekitar 90 persen laut yang membentang dari Hong Kong sampai Borneo, meliputi daerah seluas 3,5 juta kilometer persegi. China dan negara-negara lain di Asia memperebutkan laut itu karena kandungan ikan dan bahan bakar fosilnya.

Pemerintah Inggris sendiri tidak mempunyai klaim atas kawasan itu.

AS secara teratur mengirim kapal-kapal angkatan lautnya untuk menekan China. Misi itu disebut, "kebebasan operasi pelayaran." Awal bulan ini, sebuah kapal perang AS melewati perairan di lepas Kepulauan Paracel, yang dikuasai China, meskipun Vietnam juga mengklaim daerah itu.

Jepang dan Australia juga mengirim kapal mereka sendiri untuk mengendalikan China, meskipun tidak sering.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut