Lebanon Benar-Benar Terpuruk setelah Ledakan Beirut, Menteri: IMF Satu-satunya Jalan
BEIRUT, iNews.id – Bank sentral dan Pemerintah Lebanon memiliki kapasitas keuangan sangat terbatas untuk menghadapi dampak ledakan gudang pelabuhan yang menghancurkan Kota Beirut, dua hari lalu. Tanpa bantuan luar negeri, negara itu akan sulit bangkit dari krisis, menurut pejabat setempat.
“Kapasitas negara sangat terbatas, begitu juga dengan bank sentral dan bank-bank lainnya. Kami tidak bergelimangan uang dolar,” kata Menteri Ekonomi Lebanon, Raoul Nehme, dalam pernyataannya kepada stasiun televisi Sky News Arabia.
Menurut dia, banyak negara bergegas untuk membantu Lebanon. Namun, nilai kerusakan akibat ledakan Beirut mencapai miliaran dolar AS.
Untuk itu, dia mengatakan, bekerja sama dengan Dana Moneter Internasional (IMF) adalah satu-satunya jalan keluar untuk Lebanon, yang sudah bergulat dengan krisis kesehatan dan krisis keuangan sebelum terjadinya ledakan Beirut.
Sedikitnya 135 orang tewas dan 5.000 lainnya luka-luka dalam ledakan di Pelabuhan Beirut, Selasa (4/8/2020) lalu. Ledakan itu juga menyebabkan sekitar 250.000 orang kehilangan tempat tinggal setelah beberapa ledakan susulan meluluhlantakkan banyak bangunan.
Masih belum ada kejelasan apakah bencana itu akan mengubah negosiasi alot Lebanon dengan IMF. IMF dan Lebanon sejak Mei telah mencoba menyusun paket dana talangan lebih luas untuk membendung krisis keuangan, yang dipandang sebagai ancaman terbesar bagi stabilitas negara itu sejak Perang Saudara 1975-1990.
Perundingan tersebut macet di tengah jalan tanpa ada kesepakatan mengenai skala kerugian finansial dalam sistem perbankan Lebanon.
Editor: Ahmad Islamy Jamil