Lebih dari 800 Orang Diselamatkan dari Kereta yang Terjebak Banjir di India

NEW DELHI, iNews.id - Helikopter angkatan laut India dan tim layanan darurat menyelamatkan lebih dari 800 orang yang berada dalam kereta yang terjebak banjir di dekat Mumbai, Sabtu (27/7/2019).

Dilaporkan AFP, Mahalaxmi Express meninggalkan Mumbai pada Jumat malam menuju ke Kolhapur. Namun, ketika baru melakukan perjalanan sejauh 60 kilometer (37 mil), kereta terjebak setelah sebuah sungai meluap di tengah hujan deras. Air menggenangi rel kereta.

Baca Juga

GHF yang Didukung AS Akhiri Misi Berdarah di Gaza setelah 9 Bulan

Kereta macet selama sekitar 12 jam di distrik Thane sebelum pihak berwenang memanggil angkatan laut India dan Pasukan Bencana Nasional (NDRF) yang mengerahkan helikopter, kapal, dan penyelam.

Indian Railways menyatakan kereta itu dikosongkan dalam waktu sekitar lima jam setelah operasi penyelamatan dimulai. Sembilan perempuan hamil termasuk di antara mereka yang diselamatkan.

Gambar yang diambil dari udara menunjukkan, perahu membawa orang-orang yang mengenakan jaket penyelamat dari kereta yang terjebak banjir. Kereta tampak terjebal dalam lautan air cokelat berlumpur yang menutupi ladang-ladang di sekitarnya.

Ambulans dan setidaknya 37 dokter dikirim untuk merawat penumpang, yang juga diberi makanan dan air.

Seorang juru bicara perusahaan negara menyebut bahwa "kereta bantuan khusus" akan membawa penumpang untuk melanjutkan perjalanan.

Hujan lebat menghantam Mumbai dan menyebabkan 11 penerbangan dari bandara internasional ibu kota keuangan itu dibatalkan. Sembilan pesawat yang masuk dialihkan ke bandara lain.

Jalan raya utama dari Mumbai ke resor Goa ditutup karena naiknya air. Setidaknya 20 sentimeter hujan turun di beberapa bagian Mumbai selama 24 jam.

Lebih dari 250 orang tewas dalam banjir di seluruh India dalam dua pekan terakhir, dengan Assam dan Bihar menjadi wilayah yang paling terdampak. Tentara menyelamatkan lebih dari 150 orang yang terdampar di rumah mereka di distrik Nalbari di Assam dalam beberapa hari terakhir.

Editor: Nathania Riris Michico