Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Reformasi Polri: Organisasi Sipil Beri Catatan soal Rekrutmen hingga Pengawasan
Advertisement . Scroll to see content

Ledakan Bom Guncang 13 Lokasi di Thailand Setelah Polisi Gerebek Persembunyian Gerilyawan

Minggu, 30 Januari 2022 - 05:32:00 WIB
Ledakan Bom Guncang 13 Lokasi di Thailand Setelah Polisi Gerebek Persembunyian Gerilyawan
13 ledakan berdaya rendah mengguncang Narathiwat, Thailand, pada Jumat hingga Sabtu setelah polisi menggerebek sebuah rumah dan menewaskan 2 gerilyawan (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

BANGKOK, iNews.id - Serangan bom terjadi di 13 lokasi di Provinsi Narathiwat, Thailand, pada Jumat hingga Sabtu (29/1/2022). Peristiwa itu terjadi setelah polisi dan tentara menembak mati dua gerilyawan dalam penggerebekan yang berlangsung selama 20 jam.

Serangan bom ini terjadi setelah pasukan gabungan terdiri dari tentara dan polisi menggerebek sebuah rumah di Distrik Ra-ngae pada Jumat. Penggerebekan itu dilakukan setelah ada petunjuk bahwa terduga pelaku serangan bom tahun lalu bersembunyi di dalamnya.

Pihak berwenang menyatakan, mereka sudah mencoba bernegosiasi dengan orang di rumah, namun tak ada respons hingga terjadi baku tembak. Satu polisi terluka dan dua gerilyawan tewas dalam serangan itu.

Sementara itu di tempat terpisah, satu orang terluka setelah setidaknya 13 ledakan melanda Kota Yala sejak Jumat malam. 

Wakil juru bicara kepolisian Kissing Phathanacharoen mengatakan, bom berdaya ledak rendah terjadi di pinggir jalan, depan toko, pasar, rumah sakit hewan, dan bengkel mobil. 

Pada Sabtu polisi menemukan setidaknya tiga bom yang tidak meledak. Bom terbuat dari cat semprot dan pipa logam yang dipasangkan timer.

Kissana mengatakan, ledakan itu tampaknya bertujuan menyebabkan kegelisian dan ketakutan di masyarakat ketimbang mengincar korban jiwa atau luka. Sejauh ini polisi belum menemukan keterkaitan antara penggerebekan dan ledakan tersebut.

Belum ada pihak yang tanggung jawab dalam serangan itu. Kelompok pemberontak di wilayah itu, Barisan Revolusi Nasional, tidak memberikan komentar apa pun.

Deep South Watch menyatakan lebih dari 7.300 orang tewas sejak 2004 dalam pemberontakan separatis di Yala, Pattani, dan Narathiwat, wilayah yang sebagian besar penduduknya beretnis Melayu.

Pemberontak menyerukan kemerdekaan untuk beberapa provinsi yang berbatasan dengan Malaysia. Dulunya wilayah itu merupakan bagian dari kesultanan yang disebut Patani namun dicaplok Thailand pada 1909 sebagai bagian dari perjanjian dengan Inggris.

Pemerintah Thailand baru-baru ini memulai kembali pembicaraan damai dengan kelompok pemberontak setelah jeda 2 tahun akibat pandemi Covid-19.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut