Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 2 Tentara AS Tewas Ditembak ISIS di Suriah, Trump Murka Siapkan Pembalasan
Advertisement . Scroll to see content

Lepas dari Kesepakatan Nuklir INF dengan AS, Rusia Berhak Kerahkan Rudal ke Mana Saja

Rabu, 06 Agustus 2025 - 10:27:00 WIB
Lepas dari Kesepakatan Nuklir INF dengan AS, Rusia Berhak Kerahkan Rudal ke Mana Saja
Rusia tidak lagi memiliki batasan untuk mengerahkan rudal jarak pendek dan menengah setelah menarik diri dari kesepakatan nuklir INF dengan AS (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Istana Kremlin menegaskan Rusia tidak lagi memiliki batasan terkait pengerahan rudal darat jarak pendek dan menengah. Sebelumnya Kemlu Rusia mengumumkan, negaranya tak merasa terikat lagi dengan kesepakatan senjata nuklir jarak menengah INF dengan Amerika Serikat (AS).

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan Rusia tak bisa dibatasi lagi dengan kesepakatan yang diteken bersama AS pada 1987 itu.

"Tidak ada lagi batasan terkait hal ini di Rusia. Rusia tidak lagi menganggap dibatasi oleh sesuatu," ujar Peskov, mengomentari pengumuman mengejutkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia, seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (6/8/2025).

Rusia, lanjut Peskov, merasa berhak mengerahkan rudal yang sebelumnya dilarang berdasarkan INF, jika diperlukan.

Sebelumnya Kemlu Rusia mengumumkan negaranya tidak lagi terikat dengan kesepakatan nuklir Intermediate-Range Nuclear Forces (INF). Tidak ada lagi alasan yang kuat untuk tetap komitmen terhadap INF.

"Kementerian Luar Negeri Rusia mencatat hilangnya syarat-syarat untuk mempertahankan moratorium sepihak atas pengerahan senjata serupa dan berwenang untuk menyatakan bahwa Rusia tidak lagi menganggap dirinya terikat oleh pembatasan yang diberlakukan sebelumnya," bunyi pernyataan.

Kemlu menjelaskan, tindakan negara-negara Barat saat ini menciptakan ancaman langsung terhadap keamanan Rusia. Di antara kasus yang membuat Rusia tak merasa perlu menaati kesepakatan INF lagi, AS pada tahun lalu mengerahkan peluncur rudal Typhon ke Filipina. 

Selain itu AS juga menggelat latihan militer Talisman Sabre di Australia dengan menembakkan rudal Typhon.

Typhon merupakan peluncur berbasis darat yang mampu menembakkan rudal jelajah Tomahawk (jangkauan hingga 1.800 km) dan rudal serbaguna SM-6 (jangkauan hingga 500 km).

Kemlu Rusia juga memantau Angkatan Darat (AD) Australia yang menguji Rudal Serang Presisi (PrSM) untuk pertama kali pada Juli. 
PrSM memiliki jangkauan maksimum lebih dari 500 km dan berperan penting dalam memperkuat kemampuan serangan darat dan laut Australia.

Kesepakatan INF, melarang pengunaan rudal darat dengan jangkauan 500–5.500 km, sebenarnya telah batal pada 2019 begitu AS menarik diri. AS, saat itu di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, menuduh Rusia melanggar kesepakatan. Namun Rusia membantah tuduhan tersebut, bahkan berbalik menuding AS yang mengembangkan rudal terlarang. 

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan runtuhnya INF akan mengikis kerangka kerja keamanan global secara signifikan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut