Macron Ajak Inggris Akui Negara Palestina: Satu-satunya Cara Wujudkan Perdamaian!
LONDON, iNews.id – Presiden Prancis Emmanuel Macron secara terbuka mengajak Inggris untuk segera mengakui negara Palestina sebagai bagian dari solusi menuju perdamaian di Timur Tengah.
Dalam pidatonya di parlemen Inggris, Selasa (8/7/2025), Macron menekankan bahwa pengakuan terhadap Palestina bukan hanya tindakan moral, tetapi juga langkah strategis demi menciptakan stabilitas jangka panjang.
“Dengan Gaza yang hancur dan Tepi Barat yang diserang setiap hari, prospek negara Palestina tidak pernah terancam seperti sekarang,” ujar Macron, seperti dikutip dari Anadolu, Rabu (9/7/2025).
“Inilah mengapa solusi dua negara dan pengakuan negara Palestina adalah satu-satunya cara untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas bagi semua di seluruh kawasan,” katanya, lagi.
Namun, pemerintah Inggris belum menyambut ajakan Macron. Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menolak memberikan tenggat waktu atau komitmen tegas untuk mengakui kemerdekaan Palestina. Ia beralasan bahwa proses gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih sangat rumit dan dinamis.
“Saya tidak akan terpaku pada kalender hanya karena itu praktis untuk sebuah pidato singkat,” kata Lammy.
Dia menegaskan bahwa setiap langkah pengakuan harus berdasarkan penilaian menyeluruh, apakah keputusan tersebut benar-benar membawa perubahan berarti di lapangan atau tidak.
Meskipun tekanan dari dalam dan luar negeri semakin kuat, termasuk dari negara-negara Eropa seperti Irlandia, Spanyol, dan Norwegia yang telah secara resmi mengakui negara Palestina, Inggris masih mengambil sikap hati-hati. Padahal, menurut Macron, semakin lama penundaan pengakuan tersebut, semakin memburuk situasi di wilayah Palestina, khususnya akibat pencaplokan wilayah oleh Israel yang terus berlangsung.
“Apa yang telah kita saksikan adalah pencaplokan lebih lanjut di Tepi Barat,” kata Lammy.
Pengamat menilai perbedaan pendekatan antara Inggris dan Prancis ini mencerminkan dilema diplomatik Barat dalam menangani konflik Israel-Palestina. Di satu sisi ada tekanan untuk menunjukkan dukungan terhadap hak rakyat Palestina, namun di sisi lain ada kekhawatiran terhadap dampaknya terhadap hubungan strategis dengan Israel.
Dengan konflik yang terus memanas dan jumlah korban sipil terus meningkat, perdebatan mengenai waktu dan cara pengakuan terhadap Palestina diperkirakan akan menjadi isu politik besar dalam hubungan Eropa dan Timur Tengah dalam waktu dekat.
Editor: Anton Suhartono