Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Presiden Madagaskar Kabur ke Luar Negeri Pakai Pesawat Militer Prancis, Ada Peran Macron?
Advertisement . Scroll to see content

Macron dan Angela Merkel Serukan Invasi Turki ke Suriah Segera Dihentikan

Senin, 14 Oktober 2019 - 08:01:00 WIB
Macron dan Angela Merkel Serukan Invasi Turki ke Suriah Segera Dihentikan
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) dan Kanselir Jerman Angela Merkel menyerukan diakhirinya serangan Turki di Suriah. (FOTO: AFP Photo / ludovic MARIN)
Advertisement . Scroll to see content

PARIS, iNews.id - Presiden Prancis Emmanuel Macron dan dan Kanselir Jerman Angela Merkel menyerukan diakhirinya serangan Turki terhadap Kurdi di utara Suriah. Mereka memperingatkan konsekuensi kemanusiaan mengerikan atas invasi itu, serta akibat yang memicu lahirnya lagi kelompok ISIS.

Macron menyambut Merkel di Paris untuk jamuan makan malam. Dia mengatakan bahwa dirinya dan Merkel sudah berbicara secara terpisah dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk menyampaikan satu pesan yang jelas: "Harapan kita bersama adalah bahwa serangan harus dihentikan."

"Keyakinan kami adalah bahwa ofensif ini berisiko, dan kami sudah melihatnya di lapangan, untuk menciptakan situasi kemanusiaan yang tak tertahankan di satu sisi dan di sisi lain ISIS muncul kembali di kawasan itu," katanya, dalam konferensi pers bersama Merkel, seperti dilaporkan AFP, Senin (14/10/2019).

Merkel mengatakan, dia sudah berbicara dengan Erdogan selama satu jam dan mengatakan kepadanya: "Kita harus mengakhiri invasi Turki ini."

"Ada alasan kemanusiaan untuk ini," katanya, seraya menambahkan, "Kami tidak bisa lagi menerima situasi ini melawan Kurdi. Solusi lain harus benar-benar ditemukan."

Pertempuran melanda utara Suriah sejak Rabu (9/10/2019), ketika Turki melancarkan serangan terhadap Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi. Turki menganggap pasukan Kurdi sebagai "teroris" yang terkait dengan gerilyawan di Turki.

Trump dituduh mengkhianati Kurdi, sekutu setia dalam perang melawan ISIS, setelah memerintahkan pasukan AS mundur dari wilayah perbatasan itu.

Setidaknya 60 warga sipil tewas dalam serangan yang dilancarkan Turki. PBB menyatakan, kekerasan terbaru memaksa 130.000 orang meninggalkan rumah mereka.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut