Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Puji Anwar Ibrahim: Tanda Tangan Anda Menarik!
Advertisement . Scroll to see content

Mahathir Mohamad Blak-blakan Sebut Anwar Ibrahim Tak Cocok Jadi PM Malaysia

Kamis, 12 Maret 2020 - 14:05:00 WIB
Mahathir Mohamad Blak-blakan Sebut Anwar Ibrahim Tak Cocok Jadi PM Malaysia
Mahathir Mohamad (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

KUALA LUMPUR, iNews.id - Mahathir Mohamad mengungkap apa yang terjadi di balik gejolak politik Malaysia pada bulan lalu pascapengunduran dirinya sebagai perdana menteri (PM).

Pria 94 tahun itu mencalonkan diri lagi untuk menjadi PM kedelapan, namun Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah menentukan Muhyiddin Yassin-lah yang lebih cocok, berdasarkan suara mayoritas dari parlemen Dewan Rakyat.

Dalam wawancara ekskluslif dengan surat kabar Sinar Harian, Mahathir blak-blakan mengungkap apa yang terjadi antara dirinya dengan koalisi, termasuk Anwar Ibrahim.

Ini berawal dari pernyataannya pada 1 Maret 2020 bahwa Anwar tidak tepat menjadi PM. Jangankan posisi PM, menjadi wakil perdana menteri pun Anwar dianggapnya tidak cocok.

“Anwar dianggap oleh orang Melayu sebagai liberal. Dia berbicara tentang multirasisme ketika meninggalkan UMNO dan membuat partai (multiras) untuk menghadapi saya. Ketika Tengku Razaleigh Hamzah meninggalkan UMNO (1988) dan membuat partai baru (Semangat 46), itu adalah partai berbasis Melayu," kata Mahathir, dalam cuplikan wawancara, membandingkannya dengan politikus terdahulu.

Mahathir melanjutkan, partai yang didirikan Anwar berpaham liberal yang kemudian mendapat dukungan, salah satunya dari Partai Aksi Demokratik (DAP).

“Orang Melayu tidak bisa menerima ini karena khawatir posisi mereka akan terancam. Mereka memiliki kekuatan politik, bukan ekonomi. Jika kekuatan Melayu tidak ditekankan, maka konsep liberal (dalam politik) akan ditolak," ujar pria yang juga meninggalkan UMNO dan mendirikan partai Melayu (PPBM) itu, seperti dilaporkan kembali The Star, Kamis (12/3/2020).

Lebih lanjut dia mengatakan, Anwar sempat diusulkan oleh koalisi Pakatan Harapan, yakni Partai Keadilan Rakyat (PKR), DAP, dan Partai Amanah Negara, untuk maju sebagai PM kedelapan. Namun suara dukungan baginya masih kurang untuk bisa mencapai mayoritas di parlemen.

Kondisi yang sama dialami Mahathir, suara dukungan baginya bahkan di bawah Anwar.

Namun di saat-saat terakhir sebelum Raja memilih Muhyiddin sebagai PM, Anwar memutuskan mendukung kembali Mahathir untuk menjadi PM.

“Ketika mereka (Amanah dan DAP) berpikir bahwa saya tidak akan menang, mereka berasumsi Anwar memiliki suara terbanyak. Kemudian, mereka sadar bahwa Anwar juga tidak akan bisa menang. Mereka pun kembali mendukung saya," kata Mahathir.

Hanya saja, lanjut Mahathir, Anwar ingin dia diangkat menjadi wakil PM.

"Tapi saya tidak setuju karena tahu dukungan baginya tidak akan seperti yang diharapkan. Ada dua orang yang tidak mereka sukai, Anwar dan Lim Guan Eng (mantan menkeu dan Sekjen DAP)," tuturnya.

Keterangan Mahathir ini berbeda dengan pernyataan Anwar Ibrahim sesaat sebelum Raja mengumumkan Muhyiddin sebagai PM.

Anwar menyerahkan surat pernyataan (SD) dari anggota parlemen partainya, PKR, kepada Raja sebagai bukti dukungan bagi Mahathir.

Dia menegaskan mendukung kembali Mahathir dan tak berambisi merebut kekuasaan.

"Saya memutuskan mundur dan menunjuk Mahathir sebagai kandidat perdana menteri sehingga negara akan terhindari dari terseret lebih jauh ke dalam perebutan kekuasaan dan ke sistem lama yang telah ditolak rakyat," ujarnya.

Anwar melihat bahwa negara harus diselamatkan ketimbang agenda pribadinya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut