Mahathir Sebut Dukungan Baginya Lebih Banyak dari Muhyiddin, Kirim Surat ke Raja
KUALA LUMPUR, iNews.id - Koalisi Pakatan Harapan telah mengumpulkan 114 dukungan dari anggota parlemen Dewan Rakyat bagi Mahathir Mohamad untuk dipilih kembali menjadi perdana menteri Malaysia.
Angka dukungan tersebut sudah melebihi mayoritas minimum di parlemen, yakni 112, untuk mengantarkan Mahathir menjadi PM Malaysia kedelapan dari total 222 kursi.
Namun Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah justru memilih Muhyiddin Yassin, kandidat lainnya, sebagai PM.
Menurut Mahathir, Muhyiddin menyebut dukungan suara baginya 114 kepada Raja dan hal itu jelas salah.
Mahathir bahkan memiliki bukti jumlah surat pernyataan (SD) dukungan anggota palemen kepadanya yang berjumlah 111 serta tiga lainnya menyatakan secara verbal.
Kesalahan itu berasal dari enam suara Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) yang diklaim Muhyiddin, padahal enam legislator itu mendukung Mahathir. Muhyiddin dan Mahathir merupakan pendiri partai tersebut.
"Jumlah (suara dukungan) yang diberikan kepada Raja tidak tepat," kata Mahathir, dalam pernyataannya, Sabtu (29/2/2020) malam, sebagaimana dilaporkan The Star.
Mahathir akan mengirim surat kepada Raja untuk menunjukkan bukti semua dukungan terhadapnya.
"Saya telah mempersiapkan surat untuk diantar ke Yang di-Pertuan Agong yang menerangkan duduk perkaranya serta dukungan 114 anggota parlemen," ujar Mahathir.
Wakil Presiden Partai Amanah Negara Salahuddin Ayub membenarkan, 111 anggota parlemen sudah meneken SD dukungan bagi Mahathir dan tiga lainnya menyatakan secara verbal.
"Jadi kami memiliki 114. Kami akan deklarasikan jumlah ini dengan cara damai dan menyampaikan bahwa deklarasi sebelumnya (Muhyiddin) menyesatkan," kata Salahuddin.
Dia menegaskan, deklarasi ini tak bermaksud untuk menggagalkan pelantikan Muhyiddin sebagai perdana menteri Malaysia kedelapan oleh Raja pada Minggu (1/3/2020) pukul 10.30 waktu setempat.
Selain Partai Amanah Negara, dukungan bagi Mahathir datang dari Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin Anwar Ibrahim, Partai Aksi Demokratik (DAP), Warisan, Upko, GBS, serta empat anggota parlemen independen.
Editor: Anton Suhartono