Makin Panas, Korut Kirim Pasukan ke Perbatasan dan Ancam Luncurkan Satelit Mata-Mata Lagi
SEOUL, iNews.id - Korea Utara (Korut) mengirim pasukan tambahan beserta persenjataan ke perbatasan dengan Korea Selatan (Korsel). Ini sebagai respons atas keputusan Korsel menangguhkan perjanjian militer tahun 2018.
Bukan hanya itu, Korut juga mengancam akan meluncurkan lebih banyak satelit mata-mata.
Korsel memutuskan keluar dari perjanjian militer yang diteken pada 2018 sebagai respons atas peluncuran satelit mata-mata oleh Korut pada Selasa pekan lalu.
Sebagai respons, Korut menyatakan tidak lagi terikat dengan perjanjian tersebut serta akan mengerahkan lebih banyak pasukan dan persenjataan ke perbatasan.
Dalam ancaman terbarunya, seperti dilaporkan kantor berita KCNA, Korut akan terus menggunakan hak kedaulatan, termasuk dengan meluncurkan lebih banyak satelit. Selain itu militer Korut membangun kembali pos-pos penjagaan di perbatasan. Sebelumnya pos-pos tersebut dihancurkan menyusul kesepakatan tahun 2018 yang bertujuan meredakan ketegangan.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korut menyatakan, pihaknya meluncurkan satelit mata-mata atas kebutuhan untuk memantau aktivitas militer AS dan sekutunya di kawasan.
“Ini adalah cara yang sah dan adil untuk menggunakan hak mempertahankan diri, merespons secara menyeluruh, serta memantau dengan akurat aktivitas militer yang dilakukan AS dan para pengikutnya,” bunyi peryataan, Senin (27/11/2023), seperti dilaporkan kembali Reuters.
Beberapa hari setelah meluncurkan satelit mata-mata hingga ke orbit, militer Korut menerima gambar-gambar posisi target potensial seperti Kota Seoul serta pangkalan-pangkalan militer AS yang berada di Korsel. Meski demikian, Korsel meragukan hasil foto yang diambil karena biasanya satelit butuh waktu beberapa lama setelah mengorbit untuk mengirim gambar ke Bumi.
Sementara itu kantor berita Yonhap, mengutip keterangan dari sumber militer, melaporkan tentara Korut terlihat membawa persenjataan berat ke Zona Demiliterisasi (DMZ) di perbatasan. Mereka juga mendirikan pos penjagaan yang sebelumnya dibongkar.
Korsel memperkirakan Korut memiliki sekitar 160 pos penjagaan di sepanjang DMZ. Sementara Negeri Gingseng memiliki 60 pos penjagaan.
Masing-masing pihak menghancurkan 11 pos penjagaan setelah meneken perjanjian militer pada 2018.
Editor: Anton Suhartono