Malaysia Mundur, Otoritas Prancis Lanjutkan Penyelidikan Pesawat MH370
PARIS, iNews.id - Prancis membuka kembali penyelidikan hilangnya pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370. Penyelidikan kembali dibuka setelah laporan akhir yang dirilis Malaysia gagal memberikan penjelasan pasti tentang penyebab hilangnya pesawat.
Dilaporkan surat kabar Prancis, Le Parisien, para penyidik ​​tertarik memverifikasi data dari Inmarsat, operator jaringan satelit global Inggris, yang melacak sinyal 'ping' dari MH370 di Samudra Hindia dekat Australia Barat, yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat.
Pesawat jenis Boeing 777-200ER yang membawa 239 orang itu menghilang misterius pada 8 Maret 2014.
Terkait data sinyal 'ping' MH370, keluarga korban sebelumnya sudah mendorong Pemerintah Malaysia untuk merilis seluruh data, termasuk radar militer, untuk ditinjau dan dianalisis oleh para pakar independen.
Laporan setebal 449 halaman yang dirilis Malaysia pada 30 Juli itu dikecam dan memicu amarah keluarga korban. Mereka menuduh Malaysia menutup-nutupi kasus tersebut dan tidak kompeten.
Otoritas penerbangan Prancis, GTA, yang akan menyelidiki MH370. Ada empat warga Prancis dalam pesawat nahas itu sehingga GTA berkewenangan menyelidiki secara mandiri.
Sejauh ini, bagian paling signifikan dari puing-puing MH370 yang ditemukan adalah bagian sayap yang dikenal sebagai flaperon. Sayap pesawat ditemukan di pulau terpencil Reunion di Samudra Hindia pada 2015.
Hasil analisis Prancis terhadap flaperon itu belum pernah dirilis. Namun laporan sementara menyebut penyelidikan terhambat lantaran tidak adanya data dari pihak Boeing.
Menurut Le Parisien, para penyelidik Prancis ingin memeriksa kembali semua data teknis yang disediakan oleh Inmarsat untuk memverifikasi keasliannya lalu mengonfirmasi apakah rute pesawat direncanakan dengan benar.
Namun, Pemerintah Prancis belum memberikan pengumuman resmi soal penyelidikan MH370 itu.
Voice 370, kelompok keluarga korban MH370, melontarkan kekhawatiran yang sama dengan Prancis soal data satelit MH370.
“Boeing, sebagai contoh, yang bungkam selama 4,5 tahun terakhir tidak membuang-buang waktu membebaskan diri dari rasa bersalah meskipun ada fakta bahwa laporan Malaysia secara spesifik menyebut kurangnya bukti menghalangi penyelidikan untuk mengeliminasi dugaan apa pun,” kata Voice370.
“Lebih lanjut, otoritas Prancis menyebut berulang kali dalam laporan, penyelidikan mereka pada flaperon terhambat karena tidak ada data dari Boeing. Laporan itu menyoroti data radar militer memainkan peran signifikan dalam melacak rute penerbangan pesawat. Voice 370 menyerukan Pemerintah Malaysia membagikan seluruh data kepada pakar independen untuk dikaji dan dianalisis menyeluruh. Kami meyakini setelah 4,5 tahun sejak MH370 menghilang, tidak ada alasan untuk terus menahan data ketika nilai pembuktiannya jauh lebih besar dari efek setiap prasangka," tandas pernyataan Voice 370.
Editor: Nathania Riris Michico