Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bertemu 45 Menit, Luhut: Prabowo Gembira Negosiasi Tarif dengan AS akan Rampung
Advertisement . Scroll to see content

Mantan Pejabat FBI: Joe Biden Giring Rakyat Amerika menuju Kiamat Nuklir!

Kamis, 23 Februari 2023 - 06:14:00 WIB
Mantan Pejabat FBI: Joe Biden Giring Rakyat Amerika menuju Kiamat Nuklir!
Ilustrasi ledakan bom nuklir. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON DC, iNews.id – Presiden Joe Biden dan para pejabat senior Gedung Putih serta Departemen Luar Negerinya dinilai membawa Amerika Serikat dan dunia menuju kiamat nuklir. Pandangan itu disampaikan mantan Agen Khusus Biro Investigasi Federal AS (FBI), Coleen Rowley, kepada kantor beria Sputnik.

“Rencana keras para neocon (sebutan untuk kaum neokonservatif di AS—red) untuk ‘dominasi spektrum penuh’ telah lama dibuat, bahkan telah diumumkan secara publik beberapa dekade yang lalu. Tapi sekarang, kita benar-benar telah mencapai malam kehancuran,” ungkap Rowley, Rabu (22/2/2023).

Dia mengatakan, selain Biden, pejabat senior Departemen Luar Negeri Victoria Nuland, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dan Penasihat Keamanan Gedung Putih Jake Sullivan, turut memimpin rakyat Amerika menuju “nuclear Armageddon” alias kiamat nuklir. 

“Amerika Serikat jauh lebih dekat dengan bencana perang global daripada yang disadari rakyat Amerika,” ujar Rowley.

Pada Rabu kemarin, Biden menyebut keputusan Rusia menangguhkan perjanjian nuklir penting dengan AS sebagai “kesalahan besar”. Hal itu disampaikan Biden ketika bertemu dengan para pemimpin Bucharest Nine (negara-negara bekas Blok Timur yang kini menjadi anggota NATO). 

Sehari sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi mengumumkan bahwa Moskow menarik diri dari pembicaraan jangka panjang dengan Amerika Serikat untuk perjanjian New START. Keputusan itu disampaikan Putin dalam pidato di hadapan parlemen Rusia, Selasa (21/2/2023). 

Putin juga menuduh Amerika Serikat mengembangkan jenis senjata nuklir baru dan mempertimbangkan uji coba senjata nuklir baru.

New START, yang berlaku sejak 5 Februari 2011, adalah perjanjian senjata terakhir yang mengikat secara hukum antara Amerika Serikat dan Rusia, dua negara dengan kemampuan nuklir terbesar di dunia. Di bawah perjanjian itu, Amerika Serikat dan Rusia diminta untuk mengurangi persenjataan nuklir mereka menjadi total 700 rudal, 800 peluncur, dan 1.550 hulu ledak yang dikerahkan.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut