Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Mantan Pejabat Israel Sebut Nama Netanyahu dalam Skandal Korupsi Mega Proyek Kapal Selam

Selasa, 13 Oktober 2020 - 11:42:00 WIB
Mantan Pejabat Israel Sebut Nama Netanyahu dalam Skandal Korupsi Mega Proyek Kapal Selam
INS Rahav, lapal selam kelas Dolphin, buatan galangan kapal Jerman ThyssenKrupp, berlayar dari pelabuhan Kiel menuju Haifa pada 17 Desember 2015. (foto: Times of Israel)
Advertisement . Scroll to see content

TEL AVIV, iNews.id - Mantan pejabat Kementerian Pertahanan Israel mengungkap skandal mega korupsi pembelian kapal selam yang turut menyeret nama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Den Harel, mantan Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel, membuat kesaksikan tertulis yang kemudian bocor ke stasiun berita Channel 12. Dalam tulisan Harel menyebut kasus pengadaan kapal selam sebagai Kasus 3.000.

Harel menyatakan jaksa menuduh sejumlah pejabat tinggi Israel telah disuap untuk mengadvokasi pengadaan kapal selam militer bernilai miliaran shekel dari pembuat kapal Jerman, Thyssenkrupp, pada 2016 lalu.

Skandal itu juga melibatkan penjualan dua kapal selam kelas Dolphin dan dua kapal perang anti-kapal selam oleh Jerman ke Mesir. Diduga penjualan itu disetujui oleh Netanyahu tanpa berkonsultasi atau memberi tahun Kementerian Pertahanan Israel.

Meskipun Jerman tidak memerlukan persetujuan Israel untuk menjual kapal selam canggih tersebut ke negara lain, Jerman telah menegaskan komitmennya mempertahankan keunggulan kualitatif persenjataan Israel.

Penyelidikan skandal yang menyeret nama Netanyahu tekah dihentikan oleh polisi pada Februari 2020.

Namun demikian, Gerakan untuk Pemerintah Israel Berkualitas berencana memasukkan kesaksian Harel yang bocor tersebut ke dalam petisi Pengadilan Tinggi untuk menuntut penyelidikan kriminal terhadap Netanyahu dibuka dalam kasus tersebut.

Statuta pembatasan kasus ini akan berakhir bulan depan, setelah itu pengadilan tidak lagi memiliki yurisdiksi untuk menanganinya jika penyelidikan tidak segera dibuka.

Lebih lanjut, Harel dalam pengakuannya mengatakan pernah menerima dokumen yang ditulis oleh Dewan Keamanan Nasional--yang merupakan bagian dari Kantor Perdana Menteri. Dalam dokumen itu berisi perintah dari Netanyahu kepadanya untuk membatalkan tender bagi perusahaan yang berminat menyediakan kapal, atau menahannua di Jerman dengan cara yang menguntungkan Thyssenkrupp.

"Saya jelaskan bahwa tanpa instruksi tertulis langsung dari perdana menteri dan tand tangannya saya tidak berniat membatalkan tender."

"Bahkan, saya akan meminta bertemu dengannya dan meminta penjelasan alasannya. Tuntutan itu tidak mendapat tanggapan apa pun," kata Harel dikutip dari Times of Israel, Selasa (13/10/2020).

Pengakuan Harel muncul di tengah makin meluasnya aksi demonstrasi warga Israel yang sudah kecewa dengan pemerintahan Netanyahu. Gelombang unjuk rasa makin membesar meskipun Israel tengah memberlakukan lockdown guna memutus penyebaran Covid-19.

Demonstran mendesak pengadilan segera mengusut kasus dugaan korupsi yang melibatkan Netanyahu, serta menutut Netanyahu mundur dari jabatannya karena dianggap gagal menangani Covid-19 dan memulihkan ekonomi.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut