Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kamboja Bantah Rekrut Tentara Bayaran Asing dari Rusia Lawan Thailand
Advertisement . Scroll to see content

Mantan Presiden Rusia Pastikan NATO Ada di Luar Konflik Rusia-Ukraina, Takut Kiamat Nuklir

Selasa, 27 September 2022 - 17:06:00 WIB
Mantan Presiden Rusia Pastikan NATO Ada di Luar Konflik Rusia-Ukraina, Takut Kiamat Nuklir
Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Aliansi militer pimpinan Amerika Serikat (AS), NATO masih akan tetap berada di luar konflik Rusia-Ukraina. Mereka takut akan ada kiamat nuklir.

Pernyataan ini disampaikan mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev pada Selasa (27/9/2022). 

"Saya percaya NATO tidak akan secara langsung ikut campur dalam konflik bahkan dalam skenario ini. Para demagog di seberang lautan dan di Eropa tidak akan mati dalam kiamat nuklir," katanya.

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia kembali menegaskan Rusia memiliki hak untuk mempertahankan diri dengan senjata nuklir jika didorong melampaui batas. 

"Ini tentu saja bukan gertakan!" katanya.

Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi pertama negara itu sejak Perang Dunia Kedua. Putin juga memperingatkan Barat bahwa dia tidak sedang menggertak ketika mengatakan siap menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia.

"Mari kita bayangkan bahwa Rusia dipaksa untuk menggunakan senjata paling menakutkan melawan rezim Ukraina yang telah melakukan tindakan agresi skala besar yang berbahaya bagi keberadaan negara kita," kata Medvedev dalam sebuah posting di Telegram.

Menurut doktrin nuklir Rusia, presiden dapat menggunakan senjata nuklir jika negara menghadapi ancaman eksistensial, termasuk dari senjata konvensional.

Sekitar 90 persen dari hulu ledak nuklir dunia dipegang oleh Rusia dan AS. Sejauh ini, kedua negara masih menjadi kekuatan nuklir terbesar di dunia.

"Saya harus mengingatkan Anda lagi, untuk telinga tuli yang hanya mendengar diri mereka sendiri. Rusia memiliki hak untuk menggunakan senjata nuklir jika perlu," kata Medvedev tegas.

Dia menambahkan, hal itu akan dilakukan dalam kasus yang telah ditentukan dan sesuai dengan kebijakan negara.

Komentar Medvedev muncul saat Rusia bersiap untuk mencaplok sebagian besar wilayah Ukraina setelah referendum di wilayah yang dikuasai Rusia di Ukraina. Ukraina dan Barat telah mencela pemungutan suara sebagai palsu juga ilegal.

Medvedev, yang menyatakan dirinya sebagai presiden liberal dari 2008-2012, secara teratur mengeluarkan pernyataan yang agresif atau suka berperang, terutama dalam urusan luar negeri, tentang perang di Ukraina.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut