Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kamboja Bantah Rekrut Tentara Bayaran Asing dari Rusia Lawan Thailand
Advertisement . Scroll to see content

Mantan Presiden Rusia Sebut AS dan Sekutunya Nyaris Picu Perang Dunia III

Selasa, 24 Januari 2023 - 15:29:00 WIB
Mantan Presiden Rusia Sebut AS dan Sekutunya Nyaris Picu Perang Dunia III
Dmitry Medvedev menyebut AS dan sekutunya nyaris memicu Perang Dunia III (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional yang juga mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyebut Amerika Serikat (AS) dan sekutunya hampir memicu Perang Dunia III dengan bersiap menyerang Rusia. Dia menegaskan operasi militer khusus ke Ukraina merupakan tanggapan atas rencana AS dan sekutunya menyerang Rusia.

“Partai kita harus membantu semua orang di seluruh dunia untuk memahami bahwa operasi khusus yang sedang berlangsung merupakan tanggapan dan pilihan terakhir atas persiapan agresi oleh AS dan para satelitnya. Jelas bahwa dunia mendekati ancaman Perang Dunia III atas kejadian itu,” kata Medvedev, saat menyampaikan pidato di hadapan para pemimpin partai berkuasa, Persatuan Rusia, Senin lalu, seperti dikutip dari RT.

Dia juga menyebut PBB dan lembaga internasional lainnya berada dalam masalah serius. Menurut Medvedev, badan perdamaian dunia tersebut didirikan untuk menyelesaikan konflik internasional, namun diubah oleh negara Barat menjadi medan perang.

"Musuh-musuh kita mencoba untuk mendapatkan suara sebanyak mungkin untuk mendukung inisiatif anti-Rusia, menggunakan cara-cara curang seperti tekanan ekonomi, pemerasan, dan penyuapan politik,” kata presiden Rusia periode 2008-2012 itu.

Setelah menjabat presiden, Medvedev menjadi Ketua Partai Persatuan Rusia. Kemudian dia menjabat perdana menteri (PM), di masa kepemimpinan Vladimir Putin. Dia mengundurkan diri sebagai PM pada 2020 untuk fokus di Dewan Keamanan Nasional.

Rusia menggelar operasi militer khusus ke Ukraina pada Februari 2022, dipicu kegagalan Kiev dalam mengimplementasikan perjanjian Minsk yang dibuat untuk memberikan status wilayah khusus terhadap Donetsk dan Luhansk atau dikenal dengan Donbass. Kesepakatan yang ditengahi Jerman dan Prancis itu diteken pada 2014. 

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut