Mantan Presiden Tangan Besi Korsel Chun Doo-hwan Meninggal, Begini Sepak Terjangnya
SEOUL, iNews.id - Mantan presiden Korea Selatan (Korsel), Chun Doo-hwan meninggal pada Selasa (23/11/2021) di usia 90 tahun. Selama memerintah dari 1980-1988, dia dikenal dengan tangan besinya yang tak segan menghancurkan lawan.
Chun Doo-hwan meninggal di rumahnya Kota Seoul Selasa pagi. Sebelumnya, dia menderita multiple myeloma, kanker yang menyerang sel plasma di sumsum tulang.
Chun lahir di Yulgok-myeon, sebuah kota pertanian miskin di daerah tenggara Hapcheon, selama pemerintahan Jepang atas Korea, tepatnya pada 6 Maret 1931.
Dia bergabung dengan militer setelah menamatkan sekolah menengah. Karena kariernya yang moncer, dia diangkat menjadi komandan pada tahun 1979.
Chun Doo-hwan memerintah Korea Selatan pada 1980-an, tepatnya setelah kudeta militer terhadap Park Chung-hee pada 1979. Tahun yang sama dia diangkat menjadi komandan militer.
Meski memerintah dengan tangan besi, kemakmuran ekonomi Korsel juga diketahui meningkat.
Hingga pada tahun 1987, dia mengundurkan diri dari jabatan di tengah demonstrasi besar-besaran mahasiswa yang menuntut pemilihan langsung.
Mantan komandan militer ini dijuluki 'penjagal Gwangju' karena mengirimkan tentaranya ke Kota Gwangju tahun 1980 untuk membantai demonstran yang terdiri atas mahasiswa pro-demokrasi.
Namun dia tetap membantah mengirim pasukan ke Kota Gwangju. Sebaliknya, menurut kesaksian para penyintas, mantan perwira militer dan penyelidik, ribuan mahasiswa diyakini telah tewas akibat pembantaian di Gwangju.
Terkait kudeta, dia berdalih nekat melakukan langkah tersebut demi menyelamatkan bangsa dari krisis politik.
"Saya yakin saya akan mengambil tindakan yang sama, jika situasi yang sama muncul," kata Chun di pengadilan seperti dilansir dari Reuters.
Akibat kejahatannya tersebut, dia menerima hukuman mati pada 1996. Dia lantas melakukan upaya banding dan mendapat keringanan. Dia pun bebas setelah mendapat pengampunan Presiden Kim Young-sam.
Editor: Umaya Khusniah