Mantan Tentara Kolombia yang Ditahan dalam Kasus Pembunuhan Presiden Haiti Mengaku Disiksa
PORT AU PRINCE, iNews.id - Mantan tentara Kolombia yang ditahan di Haiti dengan dugaan ikut serta dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise mengaku diperlakukan tak manusiawi. Dia serta 17 orang lainnya disiksa polisi hingga tak diberi bantuan hukum dan makan.
"Kami sekarat perlahan-lahan. Tolong bantu kami, bantu kami, tekan pemerintah Haiti untuk membebaskan kami. Kami bahkan tidak memiliki pengacara, tidak berkomunikasi dengan keluarga, tidak punya uang. Kami di sini di antara tikus dan kotoran manusia," kata seorang pria melalui rekaman audio yang diterima Reuters.
Dalam audio itu, pria itu mengatakan mereka yang ditahan hanya diberi satu kali makan nasi dalam sehari.
"Semua pernyataan yang diberikan kepada polisi peradilan terjadi di bawah siksaan. Mereka membakar kami dengan asam, melukai kami dengan parang, mencabut kuku jari dan mematahkan gigi kami dengan tendangan," katanya.
Ibu dari pemiliki suara itu mengkonfirmasi jika audio itu milik putranya yang ditahan. Dia meminta pemerintah Kolombia harus segera memastikan bantuan hukum untuk mereka.
"Mereka menyiksa mereka, mereka meninggalkan mereka tanpa makanan. Mereka akan membiarkan tahanan mati kelaparan," katanya.
Sayangnya, Reuters belum dapat memverifikasi audio tersebut. Semenatara itu, baik direktur jenderal polisi Haiti maupun juru bicara tidak kepolisian tak memberika komentar terkait rekaman suara tersebut.
Lebih dari 40 orang, termasuk 18 warga Kolombia, telah ditahan sebagai bagian dari penyelidikan pembunuhan Moise pada Juli lalu.
Kementerian luar negeri Kolombia mengatakan pihaknya memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang ditahan melalui kedutaan besarnya di Republik Dominika. Kolombia sebelumnya telah mengatakan bahwa para tahanan dalam kondisi yang lebih baik dan diberikan bantuan hukum.
Editor: Umaya Khusniah