Marah-Marah di Twitter, Donald Trump Diledek Greta Thunberg
WASHINGTON, iNews.id - Terus berkicau di Twitter, calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, diledek Greta Thunberg. Dia membalas apa yang pernah diperbuat Trump tahun 2019.
Trump semakin rajin berkicau di Twitter mengenai dugaan kecurangan Pilpres AS 2020. Pernyataan Trump di linimasa media sosial dikhawatirkan makin memperkeruh situasi dalam negeri Amerika Serikat.
Twitter berulang kali menandai bahkan menghapus kicauan Trump yang dianggap provokatif.
Jumat (6/11/2020) kemarin, Trump sempat men-tweet "Hentikan Perhitungan!" tak lama setelah perolehan suaranya di negara bagian Georgia dan Pennsylvania dilewati oleh capres Partai Demokrat, Joe Biden.
Kicauan Trump itulah yang kemudian ditanggapi oleh Greta Thunberg--aktivis perubahan iklim. Gadis 17 tahun meledek Trump dengan menuliskan quote tweet "Menjijikkan. Donald Trump perlu memperbaiki manajemen kemarahannya, lalu nonton film lawas bersama teman! Santai Donald, Santai!"
So ridiculous. Donald must work on his Anger Management problem, then go to a good old fashioned movie with a friend! Chill Donald, Chill! https://t.co/4RNVBqRYBA
— Greta Thunberg (@GretaThunberg) November 5, 2020
Kicauan Greta kemudian viral di media sosial, Tweet tersebut telah disukai lebih dari 1 juta orang dalam waktu kurang dari 12 jam sejak pertama kali muncul.
Balasan yang manis
Tweet Greta nyatanya merupakan balasan terhadap kicauan Trump pada 2019. Saat itu, Trump merasa heran dan meledek Greta yang terpilih oleh Majalah Time sebagai Person of the Year.
"Menjijikkan. Greta perlu memperbaiki manajemen kemarahannya, lalu nonton film lawas bersama teman! Santai Greta, Santai!"
Setelah kicauan Trump tersebut, pada Desember 2019 Greta mengubah tulisan di bio Twitter-nya dengan tulisan: Seorang pemuda yang tengah memperbaiki manajemen kemarahan. Sekarang tengah santai dan menonton film lawas bersama teman."
Trump menolak transfer kekuasaan
Dalam perolehan suara elektoral sementara, Trump masih tertinggal dari Biden. Calon petahana sejauh ini memperoleh 224 suara elektoral, sementara Biden telah mengumpulkan 264 suara elektoral.
Biden hanya butuh 6 suara elektoral tambahan untuk mencapai ambang batas minimun 270 suara elektoral untuk memenangkan pilpres AS 2020.
Namun demikian, Trump bersikeras tidak akan menyerahkan kekuasaan secara damai jika kalah dalam pemilu tahun ini. Bahkan, dia telah menyiapkan skema pemerintahaan periode kedua terlepas dari hasil pilpres AS 2020.
Berdasaran Amandemen ke-20, jika Trump kalah dalam pilpres maka masa jabatannya akan berakhir pada 20 Januari 2021 dan harus menyerahkannya secara resmi kepada presiden terpilih.
Editor: Arif Budiwinarto