Mike Pompeo: China Sengaja Picu Sentimen Antirasial di AS
WASHINGTON, iNews.id - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, menuduh China ikut memancing di air keruh saat AS dilanda kerusuhan yang dipicu isu rasisme.
Pompeo menyerang China dalam pidato di depan Anggota Parlemen Negara Bagian Winconsin, Rabu (23/9/2020) waktu setempat. Dalam kesempatan itu, Pompeo menunjukkan surat dari seorang diplomat China kepada seorang anggota parlemen Wisconsin.
Surat itu berisi pernyataan bahwa Beijing dengan tegas menentang diskriminasi rasial dan xenofobia terhadap komunitas China di Amerika Serikat terkait krisis Covid-19 di Amerika Serikat dan dunia.
Pompeo menganggap surat tersebut berusaha melegitimasi bahwa perlakukan rasisme terhadap orang-orang asing, termasuk warga negara China marak terjadi di AS sejak Presiden Donald Trump menuding China sengaja membuat virus corona.
Dengan surat itu, kata Pompeo, China berusaha menunggangi gerakan antirasial yang melancarkan kritik keras pada pemerintah setelah insiden terbunuhnya warga kulit hitam George Floyd di tangan polisi Minneapolis pada Mei lalu.
"Partai Komunis China memicu perselisihan yang kami lihat di Minneapolis, Portland, dan Kenosha," kata Pompeo dikutip dari AFP, Kamis (24/9/2020).
"Itu menjijikan. Kita tidak bisa membiarkannya terjadi."
"Mereka ingin Anda percaya bahwa benar kemarahan Amerika pada Partai Komunis China terkait penanganannya terhadap virus corona ada hubungannya dengan ras. Itu tidak benar!," lanjutnya.
Covid-19 dan rasisme akan menjadi dua dari enam isu penting yang akan diangkat dalam debat capres AS pada 29 September mendatang.
Amerika Serikat menjadi negara paling terdampak Covid-19 sejak ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO, di negeri Paman Sam saat ini jumlah infeksi telah melewati angka 6,6 juta kasus dengan angka kematian lebih dari 200.000 orang.
Isu rasisme yang mendorong gelombang unjuk rasa di sejumlah negara bagian nyatanya memakan banyak korban, bukan hanya warga kulit hitam sejumlah polisi dan penduduk kulit putih juga jadi korban kekerasan yang diduga ditunggangi kelompok sayap kiri.
Amerika Serikat kerap menyerang catatan hak asasi manusia China termasuk penahanan lebih dari satu juta orang Uyghur dan muslim berbahasa Turki lainya di wilayah barat Xinjiang.
Editor: Arif Budiwinarto