Markas Besar PBB di New York Dibuka Lagi, Dibatasi Hanya 400 Orang per Hari
NEW YORK, iNews.id - Markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serkat (AS), mulai dibuka pada Senin (20/7/2020), setelah tutup selama 4 bulan akibat wabah virus corona.
Protokol kesehatan yang ketat tetap diterapkan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Untuk pembukaan fase 1 ini, hanya 400 staf dan petugas lainnya yang diperbolehkan masuk kantor setiap hari.
"Fase 1 berarti tidak boleh lebih dari 400 orang yang berada di markas besar setiap hari," kata Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, dikutip dari Xinhua, Selasa (21/7/2020).
Meski demikian, lanjut dia, pada praktiknya staf yang masuk kantor tak mendekati angka 400.
“Kami memiliki 200 hingga 300 staf PBB dan delegasi yang datang ke markas besar, termasuk mereka yang menangani keamanan, pemeliharaan, dan pembersihan," ujarnya.
Dujarric menambahkan, fase 2 akan diterapkan secara bertahap bergantung dari kondisi.
Dalam kondisi normal sebelum pandemi, ada sekitar 11.000 orang termasuk staf PBB, delegasi, dan pengunjung yang masuk markas besar PBB.
Sekjen PBB pertama kali memerintahkan seluruh staf markas besar PBB untuk bekerja dari rumah antara 16 Maret dan 12 April, kecuali bagi petugas tertentu yang kehadirannya diperlukan.
Guterres kemudian berturut-turut memperpanjang aturan tersebut hingga 30 April, 31 Mei, 30 Juni dan 31 Juli.
Dewan Keamanan (DK) PBB untuk pertama kalainya melakukan pertemuan secara fisik pada 14 Juli, setelah dihentikan sejak 12 Maret. Pertemuan itu pun tidak dilakukan di tempat yang biasa, melainkan di ruang konferensi Dewan Ekonomi dan Sosial, demi menerapkan jaga jarak aman bagi 15 anggota DK PBB serta anggota tim utama. Mereka juga mengenakan masker kecuali ketika berbicara menggunakan mikrofon.
Sementara itu, Kota New York memasuki fase 4 pembukaan kembali pada Senin, namun tidak mengizinkan kegiatan dalam ruang tertutup di tengah kekhawatiran gelombang kedua infeksi.
Editor: Anton Suhartono