Masjid Umar bin Khattab Hancur Dibom Israel, Warga Gaza Murka

KAIRO, iNews.id - Warga Jalur Gaza, Palestina, murka kepada Israel yang mengebom masjid tertua yang dibangun pada masa khalifah Umar bin Khattab. Masjid yang berada di kawasan kota tua Kota Gaza itu hancur akibat pengeboman Israel pekan lalu.

Kelompok perlawanan Hamas mengumumkan Masjid Omari hancur usai pengeboman, memicu kesedihan warga Gaza yang juga dalam kondisi tak menentu di pengungsian.

Baca Juga

NATO Bisa Lumpuhkan Jet-jet Tempur Rusia Tanpa Senjata Canggih, Ini Caranya

Foto-foto menunjukkan dinding dan atap masjid yang dibangun pada abad ke-7 itu runtuh serta ada retakan besar di bagian bawah menara.

Ahmad Nemer (45), seorang warga yang tinggal sebelah Masjid Omari, mengaku hanya bisa terdiam setelah melihat foto-foto bangunan suci itu hancur. Nemer tak ada di lokasi saat pengeboman karena mengungsi ke Gaza Selatan.

Baca Juga

Menlu Retno Marsudi: Israel Ubah Gaza Jadi Seperti Neraka 

“Saya salat di sana dan bermain-main di sekitarnya sejak masih kecil,” katanya, seraya menuduh Israel berusaha menghapus semua kenangan warga Gaza dengan menghancurkan bangunan-bangunan bersejarah, seperti dikutip dari Gulf News, Senin (11/12/2023).

Mohammad Rajab, seorang sopir taksi di Kota Gaza yang tinggal ratusan meter dari masjid, menyebut bangunan itu sebagai ikon paling penting.

Baca Juga

Israel Hancurkan Masjid Umar Bin Khattab yang Bersejarah di Gaza, Hamas: Luar Biasa Keji dan Biadab!

“Ini biadab,” katanya.

Masjid Omari merupakan masjid tertua dan terbesar di Gaza.

Kementerian Purbakala Gaza menuduh Israel sengaja menghancurkan situs-situs bersejarah dan arkeologi di wilayah itu seraya mendesak badan PBB UNESCO untuk ikut melindungi tempat-tempat tersebut.

“Kejahatan yang menargetkan dan menghancurkan situs arkeologi harus mendorong dunia dan UNESCO mengambil tindakan guna melestarikan warisan peradaban dan budaya yang agung ini,” bunyi pernyataan kementerian.

Sejak Israel menyerang Gaza pada 7 Oktober sekitar 104 masjid hancur.

Editor: Anton Suhartono