Maskapai Cathay Pacific Ancam Pecat Pegawai yang Ikut Demonstrasi Hong Kong
HONG KONG, iNews.id - Maskapai Cathay Pacific mengancam akan memecat pegawainya yang mengikuti aksi unjuk rasa di Hong Kong.
Sebelumnya maskapai itu memecat lima pegawai, termasuk dua pilot, yang mengikuti unjuk rasa, termasuk saat massa memblokir pintu keberangkatan Bandara Internasional Hong Kong.
Dalam memo internal yang ditujukan kepada seluruh staf, salah satu direktur Tom Owen mengatakan, ikut serta dalam unjuk rasa yang direncanakan pada Senin dan Selasa merupakan bentuk pelanggaran kontrak.
"Kami berharap semua karyawan untuk melapor seperti biasa dan selama periode ini dan kami akan memantau tingkat kehadiran pegawai secara cermat," kata Owen, sebagaimana tertulis dalam salinan yang juga dikirim ke AFP, Jumat (30/8/2019).
"Setiap yang melanggar kebijakan atau aturan akan diselidiki dan bisa diputus kontraknya."
Memo ini bertolak belakang dengan sikap maskapai yang disampaikan pada awal bulan ini, menegaskan dukungan atas hak kebebasan berekspresi pegawainya. Perubahan sikap drastis ini terjadi setelah China ikut campur tangan.
Maskapai Hong Kong yang kini mempekerjakan 27.000 staf itu mendapat kritikan tajam dan dituduh tunduk pada tekanan politik China.
Sebelumnya regulator penerbangan melarang staf Cathay yang mendukung atau mengikuti demonstrasi ikut dalam penerbangan yang melalui wilayah udara China.
Grup Cathay Pacific terakhir memecat pengurus serikat pekerja dan awak kabin Cathay Dragon, Rebecca Sy, tanpa penjelasan. Sehari sebelumnya dia termasuk yang dicoret dari daftar tugas penerbangan ke wilayah China.
Setelah kebijakan itu, para staf menghapus posting-an media sosial terkait dengan demonstrasi Hong Kong karena takut mendapatkan tindakan indisipliner.
Selain pada Sabtu (31/8/2019), para aktivis juga menyerukan unjuk rasa pada Senin dan Selasa, tepat 3 bulan sejak protes pertama menolak RUU ekstradisi digelar.
Editor: Anton Suhartono