Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 44 Juta Orang Terima Program MBG, Prabowo: Salah Satu Prestasi Tercepat!
Advertisement . Scroll to see content

Masuk ke Wilayah Suku Pedalaman Amazon, Peneliti Brasil Tewas Terkena Panah

Jumat, 11 September 2020 - 17:41:00 WIB
Masuk ke Wilayah Suku Pedalaman Amazon, Peneliti Brasil Tewas Terkena Panah
Peneliti suku Amazon asal Brasil, Rieli Franciscato, mendedikasikan hidupnya untuk menjaga suku tradisional di pedalaman Amazon. (foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

RONDONIA, iNews.id - Seorang peneliti suku Amazon terkemuka asal Brasil tewas setelah terkena panah beracun di bagian dada saat mendekati sebuah situs adat.

Rieli Franciscato meninggal pada Rabu (9/9) di daerah terpencil di negara bagian Rondonia, barat laut Brasil. Peneliti 56 diketahui tengah melakukan penelitian suku pedalaman yang merupakan pekerjaannya untuk badan adat pemerintah bernama Funai.

Selama menekuni pekerjaannya, Rieli dikenal sebagai sosok profesional yang sangat baik dan sangat berdedikasi. Dia juga ikut andil dalam mendirikan LSM bernama The Kaninde Ethno-Environmental Defence Association bersama ayahnya pada 1980-an untuk melindungi masyarakat pedalaman Amazon.

Saksi mata yang berada dalam rombongan bersama Franciscato mengatakan mereka mendapat serangan saat berusaha mendekati sebuah kelompok adat. Franciscato yang didampingi oleh polisi berusaha berlindung di belakang kendaraan, tetapi upaya itu tak cukup melindunginya. Sebuah panah beracun tepat mengenai dadanya.

Seorang polisi mengatakan Franciscato masih sempat melepaskan panah yang menancap tepat di atas jantungnya, dan kemudian berlari. Namun, nyawanya tidak tertolong.

"Dia berteriak, menarik panah dari dadanya, belari 50 meter dan pingsan, kemudian dia sudah tidak bernyawa," kata petugas dikutip dari BBC, Jumat (11/9).

Seorang jurnalis foto yang kebetulan berada di wilayah itu, Gabriel Uchida, mengatakan Franciscato sedang mencoba mengamati suku yang dikenal sebagai "kelompok terisolasi Sungai Cautario".

Uchida yang juga menyaksikan kejadian mengerikan tersebut mengatakan kelompok itu biasanya jarang sekali menyerang, namun saat rombongan Franciscato mencoba mendekati terlihat lima anggota suku memegang senjata mereka, seakan siap untuk berperang.

Menurut LSM The Kaninde Ethno-Environmental Defence Association suku pedalaman itu tidak memiliki kemampuan untuk membedakan antara teman atau musuh dari dunia luar.

Bukan kali ini saja misi ke wilayah pedalaman berakhir tragis. Pada 2018, misionari AS John Allen Chau dibunuh oleh suku di Kepulauan Andaman dan Nicobar di India dengan menggunakan panah kemudian meninggalkan tubuhnya di pantai.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut