Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kamboja Bantah Rekrut Tentara Bayaran Asing dari Rusia Lawan Thailand
Advertisement . Scroll to see content

Medvedev Sebut Rusia sudah Bisa Gunakan Senjata Nuklir, tapi Masih Bersabar

Sabtu, 14 September 2024 - 16:17:00 WIB
Medvedev Sebut Rusia sudah Bisa Gunakan Senjata Nuklir, tapi Masih Bersabar
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev. (Foto: EPA)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Serangan Ukraina terhadap wilayah Kursk, Rusia, dinilai dapat menjadi alasan bagi Moskow untuk menggunakan senjata nuklir dalam konflik yang melibatkan dua negara bekas Uni Soviet itu. Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, akhir pekan ini.

Menurut dia, penyerbuan Wilayah Kursk oleh Ukraina dapat dianggap sebagai prasyarat bagi Rusia dalam mengeluarkan keputusan formal untuk menggunakan senjata nuklir. Akan tetapi, Moskow belum melakukan hal itu lantaran masih bersabar.

"Sejauh ini, memang belum ada keputusan tentang penggunaan senjata nuklir (non-strategis ataupun strategis) yang diambil. Meskipun, terus terang saja, ada prasyarat formal untuk ini, yang sudah terang-benderang bagi seluruh masyarakat dunia dan konsisten dengan doktrin pencegahan nuklir kami (Rusia)," tulis Medvedev di saluran Telegram miliknya, Sabtu (14/9/2024).

"(Serangan Ukraina di) Kursk, misalnya. Namun Rusia menunjukkan kesabaran. Bagaimanapun, jelas bahwa respons nuklir adalah keputusan yang sangat sulit dengan konsekuensi yang tidak dapat diubah," ujarnya.

Beberapa bulan terakhir, tentara Moskow terus mengalami kemajuan di garis depan pertempuran di Ukraina Timur, meski pasukan Kiev juga melancarkan serangan di dalam Wilayah Kursk, Rusia. 

Pada Kamis (5/9/2024) pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, pihaknya ingin merebut seluruh wilayah Donbas--yang meliputi Provinsi Donetsk dan Luhansk di Ukraina Timur. Putin pun mengklaim bahwa serangan balik Ukraina di Kursk justru telah mempermudah Rusia untuk mencapai tujuan tersebut.

Medvedev mengingatkan, kesabaran Rusia pun ada batasnya, yang pada akhirnya akan habis juga. "Tidak seorang pun membutuhkan konflik nuklir saat ini," tutur mantan presiden Rusia itu lagi.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut