LONDON, iNews.id – Kekacauan yang terjadi di Gedung DPR AS (Capitol), belum lama ini, menuai respons dari sekutu negara adidaya itu, Inggris. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Inggris, Priti Patel, menilai retorika Donald Trump yang mempermasalahkan kekalahannya dalam Pilpres AS 2020 adalah penyebab terjadinya kekerasan di kantor parlemen itu.
“Komentarnya (Trump) langsung mengarah pada kekerasan, dan sejauh ini, dia gagal mengutuk kekerasan itu dan itu sepenuhnya salah,” kata Patel kepada BBC TV, Kamis (7/1/2020).
Politisi Finlandia Ini Minta NATO Tidak Picu Risiko Perang Nuklir dengan Rusia
Politikus berdarah India itu mengatakan, Amerika Serikat adalah “mercusuar demokrasi”. Karenanya, transisi ke pemerintahan Biden harus dianggap sebagai bagian yang penting dalam proses demokrasi itu.
“Kami benar-benar ingin mereka (Amerika) bangkit sekarang dan memiliki transisi pemerintahan yang tertib yang mereka butuhkan. Dengan begitu, mereka melanjutkan pemerintahan mereka sendiri dan norma mereka sendiri dalam membangun kantor kepresidenan,” ucap Patel.
Jumlah Korban Tewas Kerusuhan di Gedung DPR AS Jadi 4 Orang
Anggota DPR AS dari Partai Demokrat, Frank Pallone, sebelumnya mendesak Facebook dan Twitter untuk menghapus akun Presiden AS Donald Trump dari platform media sosial itu. Pallone menilai kerusuhan di kantornya terjadi karena dipicu oleh berbagai komentar atau pernyataan provokatif Trump.
“Cukup sudah cukup! Trump menghasut kekerasan dan menyebarkan informasi yang salah yang merusak demokrasi kita dan cara hidup kita,” cuit Pallone dalam sebuah pesan di Twitter, dikutip Kamis (7/1/2020) WIB.
Twitter Ancam Setop Permanen Akun Donald Trump Pascakerusuhan Gedung DPR AS
“Media sosial terus memperkuat retorika antidemokrasinya. Sudah waktunya bagi @jack dan Mark Zuckerberg untuk menghapus Trump dari platform mereka,” kata pria yang juga menjabat Ketua Komisi Bidang Energi dan Perdagangan DPR AS itu.
Cari Gara-Gara, Presiden Brasil Bolsonaro Ikut Panaskan Situasi saat Gedung DPR AS Rusuh
Suasana Gedung DPR AS menjadi rusuh ketika ratusan pendukung Trump menyerbu masuk gedung itu, Rabu (6/1/2020) waktu setempat. Para pengunjuk rasa itu berusaha memaksa Kongres AS membatalkan kekalahan Trump di Pilpres AS 2020, ketika para anggota parlemen negeri Paman Sam tengah berkumpul untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden.
Dengan berbekal senjata dan gas air mata, polisi pun berusaha mengusir para demonstran dari Gedung Capitol. Para anggota DPR dan Senat AS langsung dievakuasi setelah massa pendukung Trump itu memaksa masuk melalui aula Kongres.
Kondisi tersebut memaksa DPR dan Senat menangguhkan musyawarah. Empat tewas ditembak dalam kerusuhan itu. Salah satunya meninggal karena ditembak aparat.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku