Mengenal Drone Shahed 136 Iran yang Jadi Momok Menakutkan bagi Israel
JAKARTA, iNews.id – Iran kembali menunjukkan kekuatan militernya dalam konflik dengan Israel. Salah satu senjata yang menonjol dalam serangan Iran ke Israel pada Sabtu (21/6/2025) adalah drone kamikaze Shahed 136 yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Drone ini bukan nama baru dalam dunia peperangan modern. Sebelumnya, Shahed 136 juga sempat menarik perhatian internasional saat digunakan oleh Rusia dalam konflik di Ukraina sejak 2022.
Kala itu, Ukraina dan negara-negara Barat menuduh Iran mengirim ratusan unit drone Shahed 136 kepada Rusia untuk digunakan dalam serangan terhadap infrastruktur sipil dan militer Ukraina.
Meski Iran membantah pengiriman besar-besaran, mereka tidak membantah telah menjalin kerja sama teknis dengan Rusia sebelum perang meletus, termasuk mengirimkan beberapa unit drone tersebut.
Shahed 136 dirancang untuk menyerang target dari jarak jauh dengan prinsip "bunuh diri", meledakkan diri saat mengenai sasaran. Drone ini memiliki bentuk aerodinamis dengan konfigurasi sayap delta dan kemudi penstabil di ujungnya, menjadikannya stabil dalam penerbangan dan sulit dilacak radar.
Bagian hidung drone mengandung hulu ledak dan perangkat optik untuk menyerang dengan presisi. Di bagian belakang terdapat mesin pendorong sederhana yang menggerakkan baling-baling dua bilah.
Fase awal peluncuran dibantu oleh sistem Rocket-Assisted Take-Off (RATO), lalu mesin utama mengambil alih begitu drone lepas landas.
Shahed 136 bisa membawa empat hingga delapan rudal mini atau perangkat penghancur tambahan. Dalam banyak kasus, drone ini tidak kembali ke pangkalan, melainkan meledak bersama target yang dihantamnya.
Shahed 136 menjadi senjata yang sangat merepotkan bagi sistem pertahanan udara Israel. Biaya produksinya rendah, namun jumlahnya bisa diluncurkan dalam gelombang besar, membuat sistem seperti Iron Dome kewalahan.
Keberhasilan penggunaannya di Ukraina menambah reputasi drone ini sebagai senjata mematikan dan praktis untuk perang jarak jauh.
Dibandingkan dengan drone tempur Bayraktar TB2 Turki yang lebih mahal dan terbatas daya serangnya, Shahed 136 dinilai lebih praktis, murah, dan efektif untuk serangan jarak jauh dalam konflik berintensitas tinggi.
Editor: Anton Suhartono