Menlu AS Rubio Hubungi Menlu RI Sugiono, Singgung Relokasi Penduduk Gaza?
DAVOS, iNews.id - Menteri Luar Negeri RI Sugiono menerima telepon dari Menlu AS Marco Rubio. Kedua diplomat top tersebut membahas berbagai isu global, terutama soal Gaza.
Percakapan itu berlangsung pada 22 Januari lalu, sebagaimana disampaikan dalam keterangan resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.
Sugiono menyampaikan selamat kepada Rubio yang baru dilantik sebagai menlu AS pada 21 Januari 2025, sehari setelah pelantikan Presiden Donald Trump.
Pada kesempatan itu, Sugiono menegaskan komitmen kuat Indonesia untuk mempromosikan hubungan bilateral dengan AS, khususnya di bidang perdagangan dan investasi guna memajukan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat dari kedua negara.
Para menlu juga sepakat mengenai pentingnya memperkuat Kemitraan Strategis Komprehensif kedua negara bagi terwujudnya keamanan dan kemakmuran kawasan Indo-Pasifik.
Selain itu Menlu Sugiono dan Rubio bertukar pandangan mengenai isu-isu di kawasan dan global, termasuk perkembangan di Timur Tengah serta pentingnya mewujudkan perdamaian dan pembangunan kembali di Gaza.
Rilis Kemlu RI tak menyebutkan apakah kedua menteri membahas relokasi sebagian penduduk Gaza ke Indonesia sebagaimana disampaikan Utusan Khusus Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff sebelumnya.
Namun sebelumnya Wakil Menlu RI Anis Matta menegaskan Indonesia tidak bisa menerima relokasi penduduk Gaza. Dia menilai, rekonstruksi di Gaza pasca-gencatan senjata tak bisa menjadi alasan untuk relokasi tersebut.
"Pada dasarnya, kan kita tidak bisa menerima relokasi warga Gaza dari Gaza, karena rekonstruksi bukan jadi kendala, bukan jadi alasan untuk melakukan relokasi," kata Anis, pada Rabu (22/1/2025).
Dalam pernyataan terpisah sebelumnya, Kemlu RI juga menegaskan kembali sikap Pemerintah bahwa reloksi penduduk Gaza dari wilayah mereka tidak bisa diterima.
"Upaya untuk mengurangi penduduk Gaza hanya akan mempertahankan pendudukan ilegal Israel atas wilayah Palestina," bunyi pernyataan.
Rencana itu juga sejalan dengan strategi lebih besar Israel yang bertujuan untuk mengusir warga Palestina dari Gaza.
Gencatan senjata di Gaza harus menjadi momentum untuk memulai dialog dan negosiasi guna mewujudkan solusi dua negara, sesuai hukum internasional dan parameter internasional yang telah disepakati.
Editor: Anton Suhartono