Menlu Jerman Kecam Demonstran Anti-Lockdown yang Ibaratkan Dirinya seperti Korban Nazi
BERLIN, iNews.id - Pernyataan seorang demonstran anti-lockdown Covid-19 di Jerman yang menyebut dirinya diperlakukan seperti korban Nazi pada Perang Dunia II berbuntut panjang.
Dalam unjuk rasa di Hanover Sabtu lalu, seorang demonstran perempuan naik ke panggung. Dia mengatakan merasa diperlakukan seperti Sophie Scholl, pelajar yang dieksekusi oleh Nazi pada 1943 karena perlawanannya.
Video orasi perempuan itu menjadi viral di media sosial dan dilihat lebih dari 1 juta kali. Banyak netizen yang justru mengecamnya.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas juga mengecam pernyataan perempuan itu. Maas menuduhnya telah meremehkan Holocaust serta mencemooh keberanian yang ditunjukkan Scholl.
"Siapa pun yang membandingkan mereka dengan Sophie Scholl atau Anne Frank, berarti mencemooh keberanian yang diperlukan untuk melawan Nazi," kata Maas, dalam cuitan, seperti dilaporkan kembali AFP, Senin (23/11/2020).
"Ini meremehkan Holocaust dan menunjukkan lupa pada sejarah. Tidak boleh ada yang menghubungkan unjuk rasa corona dengan pejuang perlawanan. Tidak ada!"
Sementara itu dalam video viral, seorang relawan keamanan unjuk rasa menginterupsi orasi perempuan tersebut. Dia menilai pernyataan itu sama saja meremehkan Holocaust.
"Saya tidak bekerja sebagai petugas keamanan untuk omong kosong seperti ini," katanya, sebelum dibawa pergi petugas lain.
Perempuan yang belakangan diketahui bernama Jane (22) itu kemudian menangis sebelum menjatuhkan mikrofon dan meninggalkan panggung orasi.
Dalam insiden lain pekan lalu, seorang remaja perempuan 11 tahun berorasi di hadapan demonstran anti-masker di Kota Karlsruhe. Anak itu menyamakan dirinya dengan remaja Yahudi Anne Frank yang harus merayakan ulang tahun secara diam-diam agar para tetangga tak mendengar.
Editor: Anton Suhartono