Menlu Prancis Sebut Israel Negara Apartheid, PM Netanyahu Geram
ANKARA, iNews.id - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengecam pernyataan Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian yang mengatakan situasi di Israel memiliki benih-benih politik apartheid awet. Apartheid memiliki arti politik berdasarkan perbedaan warna kulit.
"Komentar Le Drian merupakan klaim yang kurang ajar dan palsu yang tidak memiliki dasar," kata Netanyahu, Rabu (26/5/2021) seperti dikutip dari aa.com.tr.
Netanyahu menambahkan, di Israel, semua warga negara sama di depan hukum, terlepas dari etnis mereka.
Sebelumnya, pada Minggu (23/5/2021) Le Drian berkomentar tentang eskalasi baru-baru ini yang berubah menjadi bentrokan kekerasan antara Arab-Israel dan Israel.
"Eskalasi seperti itu jelas menunjukkan bahwa jika di masa depan kita memiliki solusi selain solusi dua negara, kita akan memiliki bahan-bahan apartheid yang tahan lama,” katanya.
Sejak 13 April, bentrokan meletus di seluruh wilayah pendudukan. Ini dipicu serangan Israel dan pembatasan terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur, Masjid Al-Aqsa dan keputusan pengadilan Israel untuk mengusir 12 keluarga Palestina dari rumah mereka demi pemukim Israel.
Ketegangan berpindah ke Gaza pada 10 Mei, yang mengarah ke konfrontasi militer antara pasukan Israel dan kelompok perlawanan Palestina. Pesawat tempur Israel menyebabkan skala kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah pendudukan.
Pejabat kesehatan Palestina menyatakan, setidaknya 284 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita. Sementara lebih dari 1.900 lainnya terluka dalam serangan Israel di Gaza dan Tepi Barat.
Editor: Umaya Khusniah