Menlu Retno Beberkan Peran Indonesia di Kancah Internasional 5 Tahun Mendatang
JAKARTA, iNews.id - Indonesia ingin meningkatkan kontribusi dan kepemimpinan, tak hanya di kawasan tapi juga kancah internasional, dalam 5 tahun mendatang.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, 5 tahun ke depan akan menjadi periode yang sibuk bagi jajarannya. Setidaknya ini terlihat dari peran Indonesia di PBB, yakni di Dewan Keamanan dan Dewan HAM.
“Lima tahun ke depan akan menjadi masa yang sibuk untuk diplomasi dan politik luar negeri Indonesia,” kata perempuan yang kembali dipercaya Presiden Joko Widodo di periode kedua pemerintahannya itu, di Jakarta, Selasa (29/10/2019).
Sejak Januari 2019 hingga akhir 2020, Indonesia menjalankan tugas sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB.
Jika pada presidensi DK PBB pada Juni lalu Indonesia menyoroti upaya pemeliharaan perdamaian dunia, maka di 2020 keketuaan Indonesia akan berfokus pada upaya penanggulangan terorisme.
Selain itu, Indonesia akan menjalankan peran sebagai anggota Dewan HAM PBB untuk periode 2020-2022.
Prioritas yang akan didorong Indonesia di Dewan HAM PBB adalah memajukan dan perlindungan HAM di tingkat kawasan dan global serta penguatan kemitraan sinergis dalam pelaksanaan rencana aksi nasional HAM 2020-2024.
Indonesia juga mendorong Dewan HAM PBB agar lebih efisien, efektif, objektif, transparan, adil, non-politis, dan imparsial, serta membuka dialog bagi semua pihak.
Di kawasan, Indonesia akan menjalankan tugasnya sebagai Ketua ASEAN pada 2023.
“ASEAN akan tetap menjadi saka guru politik luar negeri Indonesia,” kata Retno.
Setelah negara-negara anggota ASEAN mengadopsi Pandangan tentang Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on Indo-Pacific) dalam KTT ke-34 di Bangkok, Thailand pada Juni lalu, Indonesia akan memastikan implementasi kerja sama itu berjalan.
Selain itu, kata Retno, Indonesia juga berencana menjadi tuan rumah forum infrastruktur dan konektivitas ASEAN terkait Indo-Pasifik pada 2020.
Selain peran di PBB dan ASEAN, Indonesia akan terus memajukan isu perempuan dalam upaya perdamaian serta diplomasi kemanusiaan untuk memberikan kontribusi konkret bagi penyelesaian berbagai masalah di kawasan maupun dunia.
Retno menegaskan, Indonesia selalu ingin menjadi bagian dari solusi permasalahan seperti di Myanmar, Afghanistan, Palestina, pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), serta penyelesaian tata perilaku (Code of Conduct/COC) Laut China Selatan.
Editor: Anton Suhartono