Menteri dari Rusia Beri Sambutan di Pertemuan APEC, Utusan AS Cs Walkout

BANGKOK, iNews.id - Utusan Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara walkout dalam pertemuan tingkat menteri perdagangan negara-negara Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang digelar di Bangkok, Thailand, Sabtu (21/5/2022). Mereka walkout sebagai protes atas invasi Rusia ke Ukraina.

Dilaporkan Reuters, mengutip beberapa sumber yakni dari pejabat Thailand dan diplomat asing, perwakilan dari Amerika Serikat (AS), Kanada, Selandia Baru, Jepang, dan Australia keluar dari ruang pertemuan.  

Baca Juga

Profil Gabriele Nunziati, Jurnalis Italia yang Dipecat karena Tanya Tanggung Jawab Israel di Gaza

Aksi protes itu terjadi saat perwakilan Rusia menyampaikan sambutan dalam pembukaan pertemuan yang berlangsung 2 hari itu.

APEC menggelar pertemuan tingkat menteri perdagangan di Bangkok. Tahun ini Thailand menjadi tuan rumah pertemuan 21 anggota negara kerja sama ekonomi Asia Pasifik itu. Sementara pertemuan puncak para pemimpin akan berlangsung pada November di Bangkok.

Aksi walkout utusan AS dan beberapa negara dalam pertemuan internasional sebagai protes atas kehadiran perwakilan Rusia bukan yang pertama. Insiden serupa terjadi di pertemuan menteri keuangan negara-negara G20 dan gubernur bank sentral di Washington DC pada akhir April lalu. Seperti diketahui, Indonesia tahun ini memegang presidensi G20.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, aksi walkout yang dilakukan delegasi menkeu dan gubernur bank sentral dari AS dan sekutunya tidak akan memengaruhi agenda KTT G20 2022. 

"The show must go on. Indonesia telah memastikan forum utama ekonomi dunia ini tetap berlangsung dengan lancar. Hal serupa juga saya jelaskan saat melakukan wawancara dengan Wall Street Journal (@WSJ)," kata Sri Mulyani, di Instagram. 

Menurut dia, aksi walkout itu bisa dipahami sebagai respons atau reaksi mereka yang menentang agresi militer dan juga perang. 

"Indonesia memahami hal ini karena pada konsitutsi kita juga tidak menerima segala bentuk peperangan dan penjajahan dan senantiasa menjaga perdamaian," ujarnya.

Editor: Anton Suhartono