Menteri Pariwisata Spanyol Dikecam karena Sebut Letusan Gunung Atraksi Menarik bagi Turis
MADRID, iNews.id - Menteri Pariwisata Spanyol Reyes Maroto dikecam terkait pernyataannya soal letusan dahsyat Gunung Cumbre Vieja di La Palma, Kepulauan Canary. Dia menyebut letusan gunung tersebut menjadi atraksi menarik bagi turis, padahal ribuan warga sekitar harus dievakuasi dan rumah mereka hancur diterjang lahar.
Sekitar 100 rumah diterjang lahar dalam waktu tak lama setelah gunung meletus. Banyak dari mereka tak sempat menyelamatkan harta berharga.
"(Spanyol harus) Memanfaatkan ini sebaik-baiknya, sebagai daya tarik sehingga turis bisa menikmati apa yang diberikan alam untuk La Palma," kata Maroto, dalam wawancara dengan radio Canal Sur, seperti dilaporkan kembali AFP.
La Palma di Kepulauan Canary berada di Samudera Atlantik masuk wilayah kekuasaan Spanyol, jarak terdekatnya ke daratan Afrika sekitar 100 kilometer dengan Maroko.
"Pulau ini bisa menjadi daya tarik bagi turis yang ingin melihat pemandangan alam menakjubkan," ujarnya, menambahkan.
Pernyataannya itu dikecam banyak politisi, termasuk oposisi dari sayap kanan.
"Maroto berusaha mengubah bencana menjadi objek wisata saat ribuan orang dievakuasi. Mereka sosiopat!" demikian pernyataan Partai Vox.
"Apakah menteri ini benar-benar mengatakannya karena ratusan orang kehilangan semua yang mereka miliki?" ujar politikus oposisi yang juga Sekjen Partai Populer, Teodoro Garcia Egea.
"Ketika orang dievakuasi, 100 rumah hancur bersama ladang, peternakan, hewan, dan semua yang dimiliki, ini bukan tontonan luar biasa yang menyenangkan untuk disaksikan," cuit Ana Oramas, seorang anggota parlemen.
Setelah dihujani kritikan Maroto buru-buru mengeluarkan pernyataan terbaru.
"Hari ini, perhatian kami menyertai para korban," ujarnya.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menunda perjalanan ke New York, Amerika Serikat, untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB. Pada Minggu, dia berangkat ke La Palma untuk memantau langsung proses evakuasi melibatkan ratusan polisi dan tentara.
Editor: Anton Suhartono