Menteri Pertahanan Nigeria Mundur di Tengah Gelombang Penculikan Ratusan Siswa Sekolah
ABUJA, iNews.id - Menteri Pertahanan Nigeria Mohammed Badaru Abubakar mengundurkan diri dari jabatannya menyusul serangkaian penculikan ratusan siswa sekolah oleh kelompok militan.
Sebelumnya Presiden Nigeria Bola Tinubu mengumumkan keadaan darurat keamanan nasional di tengah upaya negara tersebut untuk merespons gelombang penculikan massal dalam beberapa pekan terakhir.
Juru bicara presiden, Bayo Onanuga, menjelaskan Abubakar mengundurkan diri pada Senin (1/12/2025), namun alasannya terkait kesehatan.
"Pengunduran dirinya terjadi di tengah deklarasi darurat keamanan nasional oleh Presiden Tinubu, dengan rencana untuk menjelaskan cakupannya pada saatnya," kata juru bicara tersebut, seperti dikutip dari Associated Press (AP), Rabu (3/12/2025).
Sebenarnya Nigeria sejak lama mengalami masalah keamanan, namun serentetan penculikan terhadap ratusan siswa baru-baru ini menambah pelik kondisi.
Presiden AS Donald Trump pada Oktober lalu menetapkan Nigeria sebagai Negara dengan Perhatian Khusus (CPC), sebutan dari Departemen Luar Negeri (Deplu) untuk pihak yang dianggap melakukan pelanggaran kebebasan beragama. Trump menuduh pemerintah Nigeria mengabaikan pembunuhan terhadap umat Kristen oleh kelompok militan. Trump juga mengancam akan melakukan intervensi militer.
Presiden Tinubu membantah keras tuduhan itu dengan alasan kelompok militan membunuh semua orang, termasuk Muslim yang bahkan jumlahnya lebih besar dibandingkan umat Kristen.
Kelompok bersenjata Nigeria menangkap lebih dari 300 guru dan staf di sekolah St Mary pada 21 November. Sebanyak 50 di antaranya berhasil kabur, namun sisanya masih ditawan.
"Anak-anak itu dalam kondisi baik-baik saja dan akan segera pulang," kata Penasihat Keamanan Nasional Nigeria, Nuhu Ribadu.
Sebelumnya kelompok bersenjata lain menculik puluhan siswa sekolah menengah di Negara Bagian Niger.
Militer Nigeria pun bergerak cepat dengan memburu para pelaku. Namun kelompok tersebut semakin berbuat ulah dengan menculik lebih banyak warga. Bukan hanya siswa sekolah, jemaat dan pendeta, pengantin perempuan dan pengiringnya, sampai petani, di berbagai wilayah Nigeria juga menjadi target penculikan.
Editor: Anton Suhartono