Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Profil James D Watson, Ilmuwan Penemu Struktur DNA yang Sempat Diboikot Lembaga Riset
Advertisement . Scroll to see content

Menteri Radikal Israel Klaim Dapat Restu dari AS untuk Usir Warga Gaza

Rabu, 23 Juli 2025 - 15:57:00 WIB
Menteri Radikal Israel Klaim Dapat Restu dari AS untuk Usir Warga Gaza
l Bezalel Smotrich mengklaim negaranya telah mendapat restu dari AS untuk mengubah Jalur Gaza menjadi kota resor (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

TEL AVIV, iNews.id - Politikus radikal sayap kanan Israel Bezalel Smotrich mengklaim negaranya telah mendapat restu dari Amerika Serikat (AS) untuk mengubah Jalur Gaza menjadi kota resor setelah mengusir atau merelokasi warganya ke negara lain.

Klaim itu disampaikan sang menteri keuangan dalam konferensi yang diadakan parlemen Knesset bertajuk "Riviera Gaza, dari Visi Menjadi Kenyataan, Selasa (22/7/2025).

"Kita mendapat lampu hijau dari Presiden Amerika Serikat (Donald Trump) untuk mengubah Gaza menjadi wilayah yang makmur, kota resor dengan lapangan kerja. Begitulah cara kita menciptakan perdamaian," ujarnya, seperti dikutip dari Anadolu.

Dia melanjutkan, untuk mewujudkan rencana itu warga Gaza akan direlokasi secara bertahap ke negara lain.

Berdasarkan rencana, relokasi warga Gaza ke negara lain akan menjadi alat tawar untuk penyelesaian konflik di Gaza.

"Kita bisa mulai dengan perbatasan utara dan membangun tiga komunitas di sana. Kita sudah membicarakannya," ujar menteri kontroversial tersebut.

Sejauh ini belum ada komentar dari AS terkait pernyataan Smotrich. 

Namun gagasan untuk mengubah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah" pernah disampaikan Presiden AS Donald Trump usai pelantikannya pada Januari lalu.

Lebih lanjut Smotrich mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melanjutkan perang di Jalur Gaza sampai seluruh wilayah itu bisa dikuasai penuh.

"Saya mendesak perdana menteri untuk menetapkan batas waktu negosiasi dengan Hamas, memberikan ultimatum 24 jam terakhir, agar menerima persyaratan," ujarnya.

Jika Hamas menolak, kata Smotrich, itu menjadi tawaran terakhir dan selanjutnya militer Israel akan merebut kendali penuh atas Jalur Gaza, memaksa Hamas menyerah secara penuh atau menghadapi kehancuran total.

Hamas berulang kali menegaskan kesediaannya untuk menyelesaikan konflik. Kelompok perlawanan yang berkuasa di Gaza itu bersedia membebaskan semua sandera Israel sekaligus, dengan imbalan diakhirinya perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut