Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Wow! Israel Rogoh Kocek Rp1.275 Triliun untuk Pertahanan, termasuk Perang Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Mesir Disebut Bangun Tembok dekat Rafah, Cegah Masuk Pengungsi Palestina dari Gaza?

Jumat, 16 Februari 2024 - 16:09:00 WIB
Mesir Disebut Bangun Tembok dekat Rafah, Cegah Masuk Pengungsi Palestina dari Gaza?
Bocah Palestina di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KAIRO, iNews.id - Mesir dilaporkan sedang membangun sebuah tembok di perbatasan antara negara itu dan Jalur Gaza, dekat Kota Rafah. Hal itu diungkapkan oleh New York Times (NYT) pada Jumat (16/2/2024). 

Laporan tersebut dibuat NYT berdasarkan analisis citra satelit dan video, serta keterangan yang dikutip dari sejumlah pekerja konstruksi di daerah itu. Seperti diketahui, Kota Rafah sendiri saat ini tengah menjadi target serangan darat Israel

Gambar dan video yang diperoleh NYT menunjukkan area luas di zona penyangga antara Mesir dan Rafah, tepat di sebelah selatan perbatasan Rafah, sedang dibersihkan dengan buldoser. Surat kabar Amerika itu juga mengungkapkan, pekerjaan di lokasi tersebut telah dimulai sejak 5 Februari lalu. 

Seorang kontraktor yang tidak disebutkan namanya dan seorang pekerja konstruksi mengonfirmasi kepada media bahwa militer Mesir telah menugaskan mereka untuk membangun tembok beton setinggi 5 meter untuk menutup sebidang tanah seluas 5 km persegi. Meskipun pekerjaan di area tersebut dimulai pada awal bulan ini, pembangunan tembok tersebut baru diluncurkan beberapa hari yang lalu, kata mereka. 

Masih belum diketahui apakah tembok tersebut dirancang untuk mencegah masuknya para pengungsi Palestina dari Jalur Gaza ke Mesir di tengah serangan Israel yang akan datang di Rafah. Sementara Pemerintah Mesir menolak mengomentari masalah ini saat dikonfirmasi oleh media. 

Selama seminggu terakhir, banyak pemimpin internasional menyuarakan keprihatinan atas rencana serangan Israel ke Rafah. Pada Senin (12/2/2024) lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan, dia menentang operasi militer apa pun sepanjang tidak mempertimbangkan keamanan warga sipil. 

Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan terhadap Israel, menewaskan 1.200 orang di sana. Kelompok pejuang Palaestina itu juga menawan lebih dari 200 lainnya dari Israel. Hamas menyatakan, serangan itu mereka lakukan sebagai pembalasan atas kejahatan zionis terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza. 

Serangan Hamas tersebut lalu memicu operasi militer besar-besaran oleh Israel, yang menyebabkan kematian lebih dari 28.500 orang di Jalur Gaza. 

Pada November 2023, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Gencatan senjata berakhir pada 1 Desember 2023, setelah beberapa kali perpanjangan. Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut