WASHINGTON DC, iNews.id – Turki disebut-sebut telah memasok Ukraina dengan bom curah yang ditembakkan dengan senjata artileri rancangan AS sejak November 2022. Hal itu terungkap lewat laporan Foreign Policy, dengan mengutip sejumlah mantan pejabat AS dan Uni Eropa.
Menurut laporan media itu, amunisi dari era Perang Dingin tersebut menjadi salah satu senjata kontroversial yang digunakan Ukraina dalam konflik dengan Rusia di medan perang.
Trump: AS dan China akan Bekerja Sama dalam Penyelesaian Konflik Ukraina
Bom curah atau bom tandan dirancang untuk menghancurkan tank dengan terpecah menjadi submunisi yang lebih kecil. Bom jenis itu dapat bertahan di medan perang selama bertahun-tahun jika gagal meledak setelah dilepaskan. Setiap bom dapat menyebarkan sekitar 88 bom yang lebih kecil.
Penggunaan bom curah di medan perang dilarang oleh Konvensi Jenewa. Sebab, daya rusak bom itu termasuk biadab.
AS Latih Tentara Ukraina Gunakan Rudal Patriot, Rusia: Amerika Berada di Pihak Penjahat Nazi!
“Setelah Amerika Serikat menolak akses (Ukraina) ke amunisi tandan, Turki adalah satu-satunya tempat mereka bisa mendapatkannya,” kata seorang sumber kepada Foreign Policy.
“Ini menunjukkan betapa Turki tak hanya bersahabat dengan Rusia dalam beberapa hal, tetapi juga menjadi pendukung yang sangat penting bagi militer Ukraina,” ujar sumber yang menolak disebutkan namanya itu.
Wah! Finlandia Pertimbangkan Kirim Tank Leopard 2 ke Ukraina
Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari, setelah Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR) meminta bantuan untuk membela diri dari provokasi pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina.
Pasukan Rusia Dilaporkan Rebut Kota Soledar dari Ukraina
Rusia mengklaim, tujuan dari operasi khususnya adalah untuk demiliterisasi dan “denazifikasi” Ukraina. Sebagai tanggapan atas agresi militer Rusia itu, negara-negara Barat menjatuhkan beragam sanksi terhadap Moskow.
Tak hanya itu, Amerika Serikat dan sekutunya juga terus memasok Ukraina dengan berbagai macam senjata. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berulang kali mengingatkan bahwa pasokan senjata untuk Ukraina akan menjadi sasaran serangan yang sah bagi Rusia.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku