Militer Armenia Berusaha Kudeta Pemerintah, Terinspirasi Myanmar?
YEREVAN, iNews.id – Angkatan Bersenjata Armenia menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Nikol Pashinyan dan pemerintahannya dalam sebuah pernyataan, Kamis (25/2/1/2021). Seruan itu pun dianggap sebagai bentuk upaya kudeta militer di negara bekas Uni Soviet tersebut.
“Pengelolaan yang tidak efektif dari pihak berwenang saat ini dan kesalahan serius dalam kebijakan luar negeri, telah menempatkan negara di ambang kehancuran,” demikian pernyataan yang disampaikan Angkatan Bersenjata Armenia, hari ini, seperti dikutip Reuters.
Gelombang protes dan seruan agar Pashinyan mundur dari jabatannya memang tengah gencar-gencarnya dilakukan para pengkritiknya, belakangan ini. Sang perdana menteri dinilai gagal menangani konflik berdarah selama enam minggu antara tentara Azerbaijan dan pasukan etnik Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh, tahun lalu.
Namun, seruan lengser keprabon yang dialamatkan kepada Panshinyan kali ini benar-benar berbeda, lantaran permintaan itu datang dari kalangan militer.
Menanggapi situasi tersebut, Pashinyan mengatakan, pernyataan yang dibuat Angkatan Bersenjata Armenia itu sama saja dengan upaya kudeta militer. Dia pun meminta para pendukungnya untuk berkumpul di pusat Ibu Kota Yerevan.
“Masalah terpenting saat ini adalah menjaga kekuasaan tetap di tangan rakyat. Larena saya menganggap apa yang terjadi sekarang sebagai kudeta militer,” kata Pashinyan.
Dalam rapat umum bersama para pendukungnya, hari ini, Pashinyan mengatakan, pengunduran dirinya hanya bisa diputuskan oleh rakyat. Itu karena dia sebelumnya dipilih oleh rakyat Armenia.
Kepada tentara, Pashinyan mengingatkan agar melakukan apa yang sudah menjadi tugas mereka, yaitu mempertahankan negara. Dia mengatakan, rakyat Armenia tidak akan membiarkan kudeta militer terjadi.
Tak hanya itu, Pashinyan juga menyatakan bahwa dia telah memecat Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Armenia menyusul seruan militer yang meminta pengunduran dirinya itu.
Pemecatan petinggi militer itu disampaikan Pashinyan dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional di Facebook.
Editor: Ahmad Islamy Jamil