Militer Israel Klaim Cegat Rudal Balistik yang Diluncurkan Hizbullah dari Lebanon
TEL AVIV, iNews.id - Militer Israel mengklaim telah mencegat satu rudal permukaan-ke-permukaan yang diluncurkan dari Lebanon, Rabu (25/9/2024). Hal itu menyusul pengumuman Hizbullah terkait peluncuran rudal balistik ke Tel Aviv, pagi waktu setempat.
"Setelah sirene berbunyi di wilayah Tel Aviv dan Netanya, satu rudal permukaan-ke-permukaan teridentifikasi melintas dari Lebanon dan dicegat oleh Pasukan Pertahanan Udara IDF," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Telegram.
Sebelumnya pada hari ini, Hizbullah mengklaim telah meluncurkan rudal balistik ke Tel Aviv untuk pertama kalinya. Serangan tersebut memicu sirene di kota itu dan beberapa tempat lain termasuk Netanya.
"Untuk mendukung rakyat Palestina yang teguh di Jalur Gaza, dalam mendukung perlawanan yang berani dan terhormat, dan dalam membela Lebanon dan rakyatnya, Perlawanan Islam (Hizbullah) meluncurkan rudal balistik 'Qader 1' pada Rabu, pukul 06.30 pagi, yang menargetkan markas besar Mossad di pinggiran Kota Tel Aviv," ungkap Hizbullah dalam sebuah pernyataan.
Pada Senin (23/9/2024) lalu, Kepala Staf Umum IDF Herzi Halevi menyebut pihaknya melancarkan operasi militer di Lebanon yang disebut "Northern Arrow" (Panah Utara).
Hizbullah dan Israel telah saling serang sejak awal Oktober 2023, tak lama setelah rezim zionis melancarkan perang genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, menyusul "Operasi Banjir al-Aqsa" oleh Hamas. Gerakan perlawanan Lebanon itu telah bersumpah untuk terus melancarkan serangan balasan selama Israel melanjutkan perangnya di Gaza.
Selama hampir 12 bulan ini, serangan militer zionis di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 41.467 warga Palestina. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Para pejabat Hizbullah telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan perang dengan Israel. Akan tetapi, mereka juga menegaskan siap berperang jika itu memang harus terjadi.
Dua perang Israel yang dilancarkan terhadap Lebanon pada 2000 dan 2006 menghadapi perlawanan kuat dari Hizbullah, yang mengakibatkan mundurnya pasukan rezim Yahudi itu di kedua konflik tersebut.
Editor: Ahmad Islamy Jamil